Padam! Inilah Sebab Penurunannya Performa Chelsea Pada Musim 2021-2022

24 Mei 2022, 18:17 WIB
Tuchel Gagal Persembahkan Tropi, Inilah Sebab Penurunannya Performa Chelsea Pada Musim 2021-2022. /Tangkap layar YouTube Starting eleven story

PRIANGANTIMURNEWS- Akhir-Akhir ini performa Chelsea menurun. Ada saja masalah yang jadi rintangan Chelsea naik daun musim 2022.

Mulai dari bos yang kena sanksi, simpang-siur kepemilikan klub sampai kondisi psikis skuad.

Sedikit kemungkinan mereka lolos di Liga Champions tahun depan jika mereka tidak mengubah performa Chelsea.

Chelsea dihadapkan dengan masalah-masalah sulit, dan membuat skuad asuhan Thomas Tuchel sepi tropi di musim ini.

Baca Juga: Rasanya Kayak Hal Terburuk di Dunia: Gimana Degradasi Memengaruhi Sebuah Klub dan Seluruh Komponen

Apalagi setelah gagal di dua final. Hal itu sangat berkebalikan saat Chelsea memulai musim dengan penuh kepercayaan diri.

Dengan modal juara bertahan Liga Champions, Thomas Tuchel memikul harapan agar bisa membawa Chelsea juara liga.

Dari awal musim Tuchel sudah diberikan keleluasaan kebijakannya sudah tidak ada lagi yang diganggu.

Didukung kekuatan, rasa-rasanya bukan tidak mungkin Chelsea bisa bangkit dan meraih titel juara liga Inggris.

Kasarnya, Thomas Tuchel datang di pertengahan musim lalu saja bisa membawa pulang trofi Liga Champions.

Namun, dalam prakteknya Thomas Tuchel minim berinovasi. Ia tetap mempertahankan skema tiga bek yang dianggapnya berhasil di musim lalu.

Baca Juga: 5 Kafe Bus di Indonesia Yang Harus Dicoba

Memang awalnya berjalan lancar namun, seiring berkembangnya waktu strategi Itu sudah terbaca lawan.

Kekalahan pertama pun tercipta City dan Juventus pada September 2021. Akan tetapi itu dianggap angin lalu bagi Tuchel.

Secara keseimbangan format 3 bek masih berfungsi di partai itu cuma mungkin beda tipis.

Terbukti pasukan Tuchel kembali tancap gas dengan Pakem tiga beknya itu. Dan buktinya dari kekalahan itu mereka kembali bangkit tidak terkalahkan.

Dalam 12 pertandingan di semua kompetisi sampai akhirnya terhenti oleh West Ham di Desember 2021.

Dari sini makin terlihat Bagaimana palsukan Tuchel mulai terbaca lawan. Tiga kali imbang melawan Tim Medioker Macam Walls.

Briten maupun Everton membuat Chelsea makin banyak kehilangan poin dari rivalnya yaitu City dan Liverpool di Liga.

Baca Juga: Bareskrim Polri Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi. Terbesar Sepanjang 2022

Dan Pakem tiga bek Tuchel pun patut dipertanyakan. Sampai pada partai melawan Spurs di semifinal piala liga Tuchel mengubahnya menjadi pola 4 bek.

Seperti Ia di PSG maupun Dortmun hasilnya memuaskan mereka menaklukkan Spurs dengan pola permainan berbeda.

Namun seketika Tuchel tidak percaya diri Tuchel merubahnya lagi pada partai melawan City di Etihad dengan tiga bek lagi dan hasilnya kembali minor.

Chelsea kalah lagi, pembuktian pakem tiga bek itu kembali terjadi di FIFA Club World Cup 2022.

Dengan lawan yang kurang lebih secara kualitas sedikit di bawah Chelsea seperti, Palmeras dan Al-Hilal Chelsea pun terbukti gagal raih juara.

Tuchel tidak bisa ditebak dia akan memainkan pola apa atau siapa yang akan main di pola itu.

Meskipun dia terlihat keras kepala namun, terus menggunakan pola Pakem yang diyakininya yakni 3 bek.

Dengan itu dia di awal musim ini sudah meraih dua gelar yakni Super Eropa dan FIFA Club World Cup.

Tapi posisi yang sering digunakan Tuchel untuk Chelsea akan sangat mudah ditebak lawan.

Selain pola Pakem yang menyebabkan Chelsea menurun musin ini, adalah ikonsistensi performa pemain.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERKINI: Saksi Y Jelaskan Terkait Statment Saksi D Perihal Pelaku Sebenarnya!

Performa pema pemain Chelsea musim ini tidak seimbang, ditambah juga banyak pemain kunci yang cedera.

Pemain kunci Chelsea di Wingback Nacam Rich Bang maupun Band Chilwell terkena badai cedera cukup lama

di sektor depan rotasi Werner, Havers Lukaku, Zieh, Polisik maupun Mount terlihat kurang padu.

Terutama pemain baru yang digadang-gadang seperti Lukaku, ia sampai sekarang masih hanya mencatatkan 15 gol bagi Chelsea di semua kompetisi.

2 andalan jorginho dan kante satu persatu mulai gantian absen dan yang menggantikannya seperti Kopa cheek loftus-cheek belum mampu sebanding.

3 Bek di belakang juga sering mengalami rotasi praktis hanya Rudiger yang selalu jadi andalan.

Performa para pemain yang inkonsisten tersebut murni bukan salah pemain secara pribadi.

Taktik dari pelatih Tuchel sedikit berpengaruh contohnya Lukaku, Tuchel sering lupa betapa ganasnya seorang lukaku Di Inter dengan bola-bola udara.

Akan tetapi di Chelsea hal itu jarang dijumpai ketika Tuchel lebih sering memainkan bola pendek dengan truk Fals.

Dari kaki ke kaki, potensi terbaik Lukaku pun jarang dipaksakan. Namun, mungkin Tuchel punya taktik lain dalam permainannya.

Hal ini terbukti oleh fans Chelsea masih berhasil merebut piala trofi. Akan tetapi untuk menjuarai sebuah Liga yang memakan waktu panjang.

Tuchel lupa bahwa konsistensi itulah yang diperlukan dan Chelsea tidak menunjukkan itu.

Masalah performa pemain yang inkonsisten tampaknya juga bukan satu-satunya masalah yang membuat Chelsea menurun musim ini.

Tubuh Chelsea dilandai masalah serius di Februari 2022 ini. Chelsea terkena sanksi imbas invasi Rusia ke Ukraina.

Imbas dari sang pemilik yang merupakan orang Rusia Roman Abramovich. hal-hal yang berkaitan dengan sanksi Chelsea pun bermunculan.

Mulai dari para sponsor yang mulai berfikir untuk memutus kerja sama, tidak boleh melakukan aktivitas transfer tidak bisa menjual Mercendais dan lain sebagainya.

Menyoal tentang masalah transfer pemain Ketika Chelsea yang tidak dapat melakukan apa-apa untuk memperpanjang maupun mengontrak pemain akibat sanksi itu.

Membuat para pemain yang sudah habis kontrak macam Rugger Alonso maupun Sang Kapten Azpilicueta terkatung-katung nasibnya.

Hal ini secara psikologis sedikit berdampak pada performa pemain di lapangan.

Sikap pemain Chelsea lainnya yang bertanya-tanya tentang masa depan pun membuat performanya makin tidak seimbang karena memikirkan hal itu.

Sampai pada akhirnya Abramovic pun mengumkan bahwa ia akan menjual Chelsea dan beberapa penawar pun mulai berdatangan.

Dan akhirnya pengusaha asal Amerika Serikat Thoughtfully yang jadi pemenangnya.

Baca Juga: VIRAL di Video, Pernikahan Di Bawah Umur Dua Bocah SMP di Wajo Sulawesi Selatan

Dibawah pemilik era baru Chelsea pun dihadapkan pada kegagalan. Selain partai home di Liga Inggris melawan Walls yang berakhir imbang 2-2 Chelsea juga kembali gagal di final.

Kali ini Chelsea gagalraih tropi di Piala FA. Sebelumnya mereka juga gagal di periode Februari 2021 di final piala liga.

Dan dua final itu adalah melawan satu lawan yang sama yakni Liverpool. Chelsea lagi-lagi dikalahkan Liverpool di 2 final musim ini dan semuanya lewat adu penalti.

Status Chelsea sebagai juara bertahan Liga Champions pun gaga, setelah terhenti langkahnya di perempatfinal oleh Real Madrid.

Dan di liga domestik saking sudah lamanya kehilangan poin untuk mengejar City dan Liverpool membuat Chelsea hopeless Dan makin nyaman di posisi ketiga.

Bagi The Blues dengan kedalaman skuad yang kaya seharusnya mereka bisa bersaing ketat dengan Liverpool Atau City di Liga.

Begitupun melangkah jauh di Liga Champions atau minimal meraih satu piala domestik musim ini.

Namun hasilnya hanya turnamen piala dunia antarklub dan Super Eropa di awal musim.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: YouTube Starting Eleven Story

Tags

Terkini

Terpopuler