Mahasiswa IPB Tanggapi Polemik Kebijakan Impor Beras terhadap Rantai Komoditi Beras

- 10 April 2021, 18:51 WIB
Kolase Foto Mahasiswa/i Institut Pertanian Bogor
Kolase Foto Mahasiswa/i Institut Pertanian Bogor /PRIANGANTIMURNEWS/Sabtu, 10 April 2021

Tambahanya, dengan total produksi beras sepanjang periode Januari hingga April 2021 mencapai 14,54 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton dibandingkan dengan produksi beras periode Januar sampai April 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

Baca Juga: Rumah Warga Ambruk Akibat Gempa Bumi magnitudo 6,7 yang Mengguncang Kabupaten Malang

Selain itu, kebijakan impor beras sebanyak 2 juta ton pada tahun 2018 juga masih menyisakan stok di Bulog sebanyak 275.000 ton.

Hal tersebut juga akan menimbun pasokan beras di Bulog karena terjadinya over supply sehingga akan menyebabkan inefisiensi konsumsi beras.

Iqbal Nasution (20) juga menjelaskan hasil kajian dari berbagai sumber, kebijakan impor beras selanjutnya akan memberatkan petani domestik dan mempengaruhi harga gabah di pasar.

"Saat ini harga gabah kering yang diterima oleh petani bekisar antara Rp.3.500 – Rp.4.000/kg padahal sebelumnya di akhir tahun 2020 harga gabah kering berkisar antara Rp.4.500 – Rp.5.000/kg," kata Iqbal.

Menurutnya, penurunan harga ini bukan hanya menurunkan pendapatan petani namun juga memperbesar peluang bagi para tengkulak untuk ‘mempermainkan’ harga pasar.

Baca Juga: Pemkot Bandung Keluarkan Tiga Kebijakan pada Bulan Ramadhan 2021, Berikut Penjelasannya

Nur Afifah (20) mengatakan bahwa, kebijakan impor beras ini pastilah berdampak pada rantai pasok beras nasional.

"Pemerintah tidak lepas tangan untuk berperan dalam mengatur simpanan stok beras ini," kata Nur Afifah.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah