"Dalam membangun koalisi, selain pertimbangan terkait dengan calon presiden yang diusung, rujukan untuk terus mempertahankan eksistensi suara partai politik itu juga mempengaruhi," ujarnya.
Dan dua hal tersebut, kata dia, akan menjadi pertimbangan serius bagi parpol-parpol dalam menentukan pasangan koalisi pada Pilpres 2024 mendatang.
"Setiap Parpol pasti sangat berharap, dengan mengusung capres-cawapres akan membawa efek ekor jas dalam perolehan suara untuk mendapatkan kursi di DPR RI," ucap Halim.
Dengan demikian, dia menambahkan, bahwa pertimbangan parpol akan sangat kalkulatif dalam mencari pasangan koalisi di Pilpres 2024 mendatang.
"Sebagaimana diketahui, untuk bisa kembali mengisi kursi di DPR RI, setiap parpol harus bisa memenuhi persyaratan ambang batas parlemen sebesar 4 persen," tegasnya.
Menurutnya, bilamana salah dalam melangkah dalam membangun koalisi, tentunya akan melahirkan konsekuensi yaitu tetap dapat kursi di DPR RI atau akan terlempar dari pentas persaingan.
"Hal tersebut tentunya akan memiliki konsekuensi tetap berkursi akan terlempar dari pentas persaingan," pungkasnya.
Baca Juga: Jaga Transparansi Penyidikan Kasus Saling Tembak Polisi, Irjen Pol Ferdy Sambo Dinonaktifkan