Kenaikan harga BBM bersubsidi, kata Dede, akan menurunkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat kecil yang kondisi ekonominya belum pulih sepenuhnya.
"Tukang ojek, pedagang kaki 5, tukang bakso, supir truk dan angkot, buruh, UMKM, emak-emak, pelajar, petani, peternak, nelayan dan elemen masyarakat lainnya akan menjerit, terpukul ekonominya dan sulit bangkit kembali dari keterpurukan ekonomi," tegasnya.
Baca Juga: Kadis Perindag Kota Tasikmalaya Akan Mengundang Para PKL HZ Mustofa
Dengan demikian, lanjut dia, PKS bertanggungjawab secara moral dan konstitusional untuk menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Saya sebagai Ketua Fraksi, mewakili Fraksi PKS DPRD Kota Tasikmalaya, juga sekaligus sebagai Ketua DPD PKS Kota Tasikmalaya, mewakili konstituen PKS beserta masyarakat yang bersepakat dengan kami dengan tegas kami menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," tuturnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk membatalkan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Baca Juga: Pesawat Latih TNI AL Jatuh di Selat Madura, 13 Kapal RI Dikerahkan
"Kenaikan harga BBM akan memberikan dampak yang begitu besar terhadap kenaikan harga di berbagai sektor baik pangan, barang, maupun transportasi umum, dan lain-lainnya," ucapnya
Dan kenaikan harga BBM, lanjutnya, akan sangat memberatkan masyarakat yang baru saja mau bangkit dari hempasan pandemi Covid-19.
"Tentu kenaikan harga BBM sangat-sangat memberatkan masyarakat kita yang baru saja mau bangkit perekonomiannya pasca pandemi Covid-19, malah ditambah kenaikan harga BBM, kami tegaskan menolak kebijakan tersebut," pungkasnya.