Lalu apa yang menjadi faktor sebuah partai menentukan koalisi-nya? Siti Zuhro menilai keputusan parpol untuk berkoalisi, biasanya dilakukan ketika “chemistry” antara ketua umum masing-masing partai terhubung.
"Akan sulit dibayangkan koalisi bisa dibangun bila hubungan antara ketua umum tidak baik," ujarnya.
Terkait kemungkinan Demokrat gabung dalam koalisi bersama PDIP, Siti menilai hal itu bisa saja terjadi.
Namun menurut dia, pasti membutuhkan proses untuk melakukan komunikasi politik dan berbagai penyesuaian sehingga relasi kedua parpol itu membaik.
Siti Zuhro menjelaskan kondisinya akan berbeda apabila Demokrat merapat ke Gerindra, karena tidak terlalu memerlukan waktu yang lama dalam melakukan komunikasi politik dan penyesuaian
Baca Juga: Hasto Kristianto Beberkan Alasan PDIP Tidak Mengundang Demokrat ke Puncak BBK 2023
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo bergantung pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Hasto saat menjawab pertanyaan awak media mengenai, "Apabila Partai Demokrat bergabung, apakah AHY berpeluang menjadi cawapres?".
"Cawapres dan calon presiden (capres), kalau capres sudah ditetapkan, tetapi siapa yang menjadi cawapres itu kan ranah Ibu Ketua Umum (Megawati)," ujar Hasto di Kantor DPD PDIP Provinsi Banten, Kota Serang, Banten, Minggu.
Baca Juga: Sosok Cawapres Tentukan Kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024
Adapun penetapan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres PDIP telah berkaca pada pengalaman sebelumnya di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua kali ditetapkan sebagai capres. Hal ini mencerminkan bahwa pertimbangan Megawati sungguh-sungguh diberikan untuk bangsa dan negara.