Melihat Sejarah Cirahong, Jembatan Kereta Penghubung dua Kabupaten

13 April 2022, 23:08 WIB
Sejarah Jembatan Cirahong. /heritage.kai.id/

PRIANGANTIMURNEWS– Jembatan Cirahong sebagai jembatan penghubung dua kabupaten merupakan jembatan yang memiliki sejarah panjang colonial belanda di Indonesia.

Untuk mengetahui sejarah Jembatan Cirahong artikel ini mencoba mengupas sejarah jembatan Cirahong yang di ambil dari berbagi sumber, 13 April 2022.

Perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) meresmikan jalur kereta api Tasikmalaya -Kesugihan pada 1 November 1894.

Sebelumnya, SS sudah merampungkan pembangunan jalur kereta api Warungbandrek - Tasikmalaya pada tahun 1893.

Pembangunan jalur tersebut memiliki tujuan untuk mengembangkan wilayah Priangan tenggara.

Baca Juga: Dua Fakta Menarik Jembatan Cirahong

Tahapan Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Warungbandrek - Kesugihan (Sumber: Agus Mulyana, Melintasi Pegunungan, Pedataran, Hingga Rawa-Rawa: Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924.)

Daerah yang dilewati kereta api lintas Warungbandrek - Cilacap merupakan daerah yang subur.

Keberadaan kereta api berfungsi guna mempermudah pengangkutan komoditas dari Priangan tenggara ke luar maupun barang-barang yang hendak masuk ke Priangan tenggara.

Selain itu, jalur kereta api dimanfaatkan sebagai pertahanan militer Pemerintah Kolonial.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Ardi Idrus Hengkang dari PERSIB, 2 Tim Siap Menampung

Pembangunan jalur kereta api Warungbandrek - Cilacap banyak melewati daerah pegunungan dan aliran sungai. Sebagai penghubung SS membangun beberapa jembatan.

Di atas aliran Sungai Citandui SS membangun tiga buah jembatan, yakni Jembatan Citandui 1 antara Manonjaya dan Ciamis, Jembatan Citandui 2 antara Ciamis dan Banjar serta Jembatan Citandui 3 antara Banjar dan Sidareja.

Keseluruhan pembangunan Jembatan tersebut menggunakan besi-besi dari Eropa yang dikapalkan ke Pelabuhan Tanjung Priuk.

Sebelum dikirim ke lokasi pembangunan jembatan, material yang digunakan disimpan serta diolah terlebih dahulu di Bandung.

Baca Juga: Real Madrid Mengalahkan Chelsea untuk Mencapai Semifinal Liga Champions

Pemasangan pilar batu di Jembatan Citandui 1 atau Jembatan Cirahong dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1893.

Konstruksi Jembatan Cirahong didesain oleh kepala petugas bangunan Hesselink.

Jembatan ini bertumpu pada empat buah tiang, dua tiang di tengah merupakan tiang besi sedangkan kedua tiang lainnya dibuat dari tembokan semen dan batu.

Jarak antara kedua tiang batu dan besi ialah delapan meter. Semasa proses pembangunan fondasi dan pilar batu dibawah kendali Pengawas Kelas 1, E. G. Wijers.

Pada bangunan atas jembatan memiliki berat 795 ton dan pilar besinya seberat 195 ton.

Pada tanggal 29 September 1893 bangunan atas jembatan rampung, pertengahan Desember 1893 jembatan ini sudah dapat dilewati kereta api.

Baca Juga: 4 Musim di PERSIB Bandung, Ardi Idrus Akhirnya Memilih Pergi

Berdasarkan jenisnya, Jembatan Cirahong termasuk jembatan dinding, yakni jembatan dimana muatan tidak dipikulkan langsung pada rasuk-rasuknya melainkan dengan perantaraan rasuk memanjang dan rasuk melintang kepada rasuk-rasuknya.

Sedangkan rangkanya menggunakan rangka rasuk kontinu (vakwerkwandbrug met continuligger).

Pada kurun tahun 1956-1958, Djawatan Kereta Api (cikal bakal PT KAI) melakukan perbaikan dan pemeliharaan jembatan di Jawa.

Setelahnya DKA meningkatkan rencana muatan jembatan, termasuk di lintas Cibatu - Banjar.

Dari awalnya memiliki kekuatan untuk muatan terbagi rata 5,55 t/m (Rencana Muatan 1907/1911 ) ditingkatkan menjadi 8,75 t/m (Rencana Muatan 1921).

Saat ini, Jembatan Cirahong dengan panjang 202 meter berada di bawah Daerah Operasi II Bandung.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Niat Puasa Hari Kamis, 12 Ramadhan 1443 H/ 14 April 2022 Wilayah Banjar

Jembatan ini dilewati oleh kereta api jarak jauh yang melayani kereta api jurusan Bandung-Yogyakarta-Surabaya dan Jakarta-Purwokerto melalui Bandung.

Jembatan yang terletak antara petak Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis ini juga sebagai penghubung dua kabupaten, yakni Tasikmalaya dan Ciamis.

Uniknya, Jembatan Cirahong tidak hanya dilewati kereta api namun dibawah jembatan dapat dilalui kendaraan darat seperti mobil, motor dan sepeda.***

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: heritage.kai.id

Tags

Terkini

Terpopuler