4 Rasa Sakit Yang Bakalan Dirasakan orang Sukses, Belajar dari Kisah Presiden RI ke-3

- 18 Februari 2021, 11:19 WIB
Presiden RI ke-3 BJ Habibie
Presiden RI ke-3 BJ Habibie /Instagram b.jhabibie/
PRIANGANTIMURNEWS- Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Siapa saja berhak untuk sukses.
 
Orang-orang sukses seperti Eyang B.J Habibie Presiden Ke-3 RI merupakan perjalanan kisah yang nyata adanya.
 
Sejak dari kecil Eyang Habibie bercita-cita menciptakan pesawat terbang.
 
Dengan penuh perjuangan, Eyang berhasil menggapai apapun yang diinginkannya.
 
 
Semua itu bukti, bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Proses tidak akan menghianati hasil.
 
Dalam kisah perjuangan almarhum eyang semasa hidupnya banyak melewati halangan dan rintangan.
 
Masa kecil yang tinggal di Pare-pare Sulawesi hingga pindah ke Gorontalo.
 
Semasa itu Indonesia masih dalam keadaan pemberontakan penjajah Belanda.
 
Terpaksa harus pindah dari daerah ke daerah lain menjadi tantangan terbesar eyang selama hidup.
 
Kuliahnya di Eropa, menyelesaikan S2 hingga gelar doktor eyang capai dengan penuh rasa sakit.
 
Tantangan dari mulai kelaparan hingga ide gilanya yang sukses untuk membangun Industri Pesawat Dirgantara di Indonesia.
 
 
Berikut 4 Rasa Sakit yang Dirasakan orang Sukses:
 
1. Banyak menuntut pada diri sendiri
 
Menuntut pada diri untuk tetap kuat, bertahan melewati berbagai rintangan.
 
Meskipun dirasa sulit, setiap kali melewati berbagai cobaan yang dirasa itu akan membuahkan hasil. Pasti akan selalu dilewati.
 
Keterbatasan bukanlah penghalang, justru menjadi motivasi kuat.
 
 
Jika dilihat kepada Eyang Habibie dalam filmnya, betapa panjang perjalanan liku-liku kehidupan untuk menciptakan pesawat terbang beserta penemuan teorinya
 
2.Sepi tapi tidak merasa kesepian
 
Sepi yang tak terasa, memilih untuk fokus menggapai cita-cita dengan terus belajar dan mencari hal baru.
 
Bahkan menciptakan kebahagiaan sendiri. Tidak merasa kesepian, padahal semuanya dilakukan sendiri.
 
Karena itulah dulu, Eyang Habibie semasa kecil memilih membaca buku di rumah daripada bermain bersama teman-temannya.
 
Mungkin menurutnya, mencari ilmu lebih penting daripada menghabiskan waktu yang sia-sia.
 
3. Tidak memerlukan orang lain untuk
menyemangati
 
Dorongan motivasi hanyalah dari orang tua. Semangat dari luar dirinya, seperti sahabat, pacar dan rekan terdekat, tidak begitu dipikirkan.
 
 
Merasa cukup dengan semangat yang telah dibuat sendiri.
 
4.  Mengerti bahwa dia tidak akan dimengerti orang lain
 
Hal yang paling sulit adalah ketika mengakui bahwa dirinya tidak akan dimengerti orang lain. 
 
Karena memilih untuk menjadi yang terbaik versinya sendiri.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x