Menurut asal-usul mitos sejarah, Gunung Galunggung memiliki akar sejak abad ke-12, saat terdapat Rajamandala atau kerajaan bawahan Galunggung. Pusat spiritual kerajaan Sunda pra-Pajajaran terletak di daerah Pamijahan, dengan Syekh Abdul Muhyi pada abad ke-17 sebagai tokoh ulama panutan.
Sejarah mencatat perubahan kekuasaan di Galunggung pada tahun 1033 Saka atau tahun 1111 Masehi.
Baca Juga: Kawah Gunung Galunggung Longsor Seluas 7 Hektar, Akibat Hujan Deras di Kabupaten Tasikmalaya
Tasikmalaya memiliki sejarah panjang, awalnya bernama Sukapura di bawah kekuasaan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada abad ke-17.
Nama Tasikmalaya sendiri diyakini berasal dari kata Sunda yang artinya 'pasir bertebaran,' terkait dengan meletusnya Gunung Galunggung pada 1822.
Sejarah Tasikmalaya juga mencakup masa penjajahan dan perjuangan saat melawan Jepang, yang dipimpin Kyai Haji Zainal Mustofa di Singaparna.
Baca Juga: 5 Orang Pendaki Pemula Tersesat di Gunung Galunggung
Kota ini menjadi saksi sejarah penerbangan pertama dengan pesawat terbang yang menggunakan bendera merah putih dari pangkalan udara Cibeureum. Tasikmalaya juga menjadi tempat kongres pertama koperasi Indonesia, melahirkan Hari Koperasi pada tanggal 12 Juli.
Kota ini terkenal dengan kerajinan seperti bordir payung geulis, kelom geulis, dan batik Tasikmalaya. Selain itu, pesona alamnya yang indah, seperti Situgede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan objek wisata lainnya, menjadikan Tasikmalaya sebagai destinasi menarik.***