Usai Diguncang Gempa, Turki Dihantam Tsunami Benarkah? Ini Penjelasannya!

8 Februari 2023, 12:36 WIB
Tangkapan layar. Video yang diklaim sebagai tsunami di Turki. Ternyata video tersebut adalah gelombang tinggi yang terjadi di Afrika Selatan/Antara. /

PRIANGANTIMURNEWS- Gempa berkekuatan dahsyat M 7,8 telah memporakporandakan Turki. Ribuan orang meninggal dunia.

Berita di media sosial sampai hari ini masih berseliweran mengabarkan kondisi Turki terkini.

Salah satunya berita yang mengabarkan bahwa usai gempa mengguncang Turki, kini negara tersebut dihantam gelombang tsunami!

Baca Juga: Kasus Kelingking Bayi Terpotong Perawat, Instagram Hotman Paris Diserbu Netizen!

Dalam video yang ramai beredar di media sosial Facebook memperlihatkan penampakan sebuah pantai dalam kondisi porak poranda akibat air laut menerjang daratan.

"Urgent! Datang ke Turki. Gempa bumi terakhir 7,8 dan sekarang 5,8 SR. Gelombang tsunami menyapu bersih pantai selatan Turki," bunyi dari narasi tersebut.

Tapi benarkah video tersebut adalah tsunami yang menghantam Turki?

Baca Juga: Innalillahi! Seorang Warga Indonesia dan dua Anaknya Hilang, Belum Ditemukan Setelah Gempa Turki

Dilansir priangantimurnews.com dari Antara, rekaman video tersebut ternyata telah beredar jauh sebelum gempa terjadi.

Masih menurut Antara, video tersebut bukanlah tsunami tapi gelombang besar akibat angin topan. Kejadiannya bukan di Turki tapi di Duban Afrika Selatan pada 2017.

Gempa di Turki tidak ada potensi terjadinya tsunami ini dipertegas oleh Otoritas Turki.

Baca Juga: Tekan Angka Kecelakaan Pengendara Sepeda Motor, Mahasiswa UMM Ciptakan Helm Cerdas

"Terjadinya gempa tidak ada ancaman tsunami yang akan mempengaruhi pantai kita di Mediterania Timur sampai sekarang," bunyi ujaran dari Otoritas setempat.

Jadi video yang beredar di media sosial Facebook adalah informasi yang salah alias HOAKS.

Faktanya, video tersebut bukan Tsunami tapi gelombang besar yang terjadi pada 2017.

Informasi apapun sejatinya jangan diterima dulu mentah-mentah. Periksa dulu kebenarannya. Jangan sampai informasi yang menyesatkan terlanjur kita kirim ulang lagi ke keluarga atau sejawat.***

Sumber: Antara

Editor: Galih R

Tags

Terkini

Terpopuler