Korban Meninggal Gempa Turki Capai 34.105 dalam Satu Minggu , Pemerintah Umumkan Tiga Bulan Kondisi Darurat

13 Februari 2023, 08:17 WIB
Situasi kerusakan yang terjadi di Turki terlihat mencekamkan, hanya menyisakan sebagian apartemen dan masjid/Anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Korban jiwa gempa Turki terus meningkat. Dalam seminggu ini korban meninggal mencapai 34.105 dan pemerintah mengumumkan tiga bulan kondisi darurat.

Laporan tersebut terus diupdate di media internasional, termasuk media massa pemerintah Turki Anadolu.

Dalam rekapan akhir satu minggu gempa Turki-Suriah, telah mencatat kematian hampir 34.105 korban jiwa.

Baca Juga: Menengok Suasana Malam Minggu di Masjid Al Jabbar, serasa Pasar Kaget, Penuh Sesak dengan Para Pedagang

Dengan rincian 29.605 korban meninggal dari Turki dan 4.500 korban meninggal di Suriah, dan diperkirakan akan terus bertambah mengingat evakuasi belum menyeluruh.

Gempa Turki-Suriah merupakan gempa kembar yang terjadi pada 6 Februari 2023, dimana gempa pertama terjadi pada pukul 04:17 (01:17 GMT).

Disusul dengan gempa kedua berkekuatan 7,6 yang melanda wilayah yang sama, dalam kurun waktu kurang dari 12 jam kemudian.

Sampai saat ini, telah tercatat lebih dari 100 kali gempa susulan telah terjadi. Setidaknya 81 gempa berskala kekuatan 4 Magnitudo

Selain itu 20 gempa berkekuatan 5 Magnitudo, tiga gempa berkekuatan 6 Magnitudo dan dua gempa berkekuatan 7 Magnitudo.

Baca Juga: Viral! Seorang Pengemudi Fortuner di Jakarta Selatan Merusak Sebuah Mobil Sedan Kuning, Ini Penyebabnya

Telah dilaporkan oleh pemerintah dan tercatat terjadi di tenggara Turki sejak 6 Februari hingga 13 Februari.

Mendesak Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), untuk mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di 10 Provinsi yang dilanda Gempa Turki

Provinsi tersebut diantaranya adalah Kahramanmaras, Gaziantep, Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Hatay dan Kilis.

Sementara di Suriah yang provinsi yang terdampak adalah Aleppo, Idlib, Hama, dan Latakia.

WIlayah tersebut terbagi menjadi dua kubu, pemerintah dan oposisi yang sampai saat ini masih terjadi perang saudara.

Bagian yang dikuasai pemerintah dikelilingi pasukan dari Rusia, sementara wilayah Oposisi dibiarkan begitu saja.

Baca Juga: Gara-gara Diduga Rebutan Lahan Parkir, Dua Ormas Bentrok dan Saling Serang

Pihak berwenang Turki mengatakan sekitar 13,5 juta orang telah terkena dampak di daerah yang membentang sekitar 450 km (280 mil) dari Provinsi Adana.

Tepatnya di barat hingga Provinsi Diyarbakir di timur, dan 300 km (186 mil) dari Provinsi Malatya di utara hingga Provinsi Hatay di selatan.

Gempa Turki menjadi yang terdahsyat dan terparah yang mematikan sejak Agustus tahun 1999 yang tercatat memakan korban jiwa sebanyak 17.500 kematian.

Gempa tersebut menggunakan Marmara, wilayah padat penduduk di selatan Istanbul, kota terbesar di Turki, selama 45 detik dengan kekuatan 7,6 magnitudo.

Salah satu faktor terus bertambahnya korban jiwa adalah musim dingin dengan suhu beku, menyulitkan dan menghambat pengevakuasian korban.

Baca Juga: Alasan Ressa Herlambang Yang Ingin Terus Berkarya Sebagai Penyanyi

Kondisi tersebut juga semakin memperburuk korban yang terjebak, kedinginan dalam jangka waktu satu minggu sangatlah lama dan tim evakuasi merasa pesimis akan bisa menemukan korban selamat.

Bahkan beberapa penerbangan dan bandara ditutup karena cuaca buruk dan beberapa diantaranya rusak parah.

Bahkan pengungsi Suriah yang kabur ke Provinsi Gaziantep akibat perang saudara dibiarkan begitu saja tanpa perlindungan terhadap suhu beku.

Stephane Dujarric, juru bicara PBB menyampaikan pengungsi Suriah mencapai lebih dari 1,7 juta dari 15 juta orang yang menghuni 10 provinsi.

AFDA mengirim 110.000 personel penyelamat, yang mengambil upaya bantuan menggunakan

Bantuan internasional di tengah kehancuran 5.500 kendaraan, termasuk traktor, derek, buldoser, dan ekskavator.

Baca Juga: Kejadian Langka! Seekor Singa Tabrak Mobil, Pemilik Mobil Enggan Berdamai!

Serta Kementerian luar negeri Turki mengatakan 95 negara telah menawarkan bantuan.

Relawan dari seluruh Suriah dan Turki telah melakukan perjalanan bermil-mil untuk membantu korban gempa dengan cara apa pun yang mereka bisa.

Jauh dari daerah yang terkena dampak. Orang-orang dari berbagai negara bergegas menyumbangkan darah, pakaian, dan makanan untuk para penyintas.

Organisasi kemanusiaan mengatakan gempa bumi telah menambah penderitaan penduduk di Suriah barat laut, dimana sekitar 4,1 juta orang membutuhkan bantuan.

Serta dibiarkan begitu saja di tengah konflik dengan pihak pemerintah, termasuk bantuan PBB yang sangat lambat.

Pejabat pemerintah menghimbau masyarakat untuk tidak memasuki bangunan yang rusak karena resikonya untuk runtuh sangat besar, belum gempa susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.***

 

 

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler