Pihak Militer Sudan Umumkan Gencatan Senjata Sepihak, Jelang Hari Raya Idul Adha

28 Juni 2023, 08:00 WIB
Militer Sudan umumkan gencatan senjata sepihak oleh pasukan RSF, menjelang Hari Raya Idul Adha. Diumumkan di stasiun TV lokal pada Selasa, 27 Juni 2023./Antara /

PRIANGANTIMURNEWS -  Militer Sudan yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, mengumumkan gencatan senjata sepihak jelang perayaan Hari Raya Idul Adha.

Pidato Burhan disiarkan melalui televisi lokal pada hari Selasa, 27 Juni 2023. Dengan meminta para pemuda untuk ikut membela negara baik di dalam maupun di luar negeri.

Dengan mendukung angkatan bersenjata Militer Sudan atau pun memberi dukungan lainnya.

Baca Juga: AS Tuduh Wagner Grup Memasok Rudal ke Pasukan RSF di Sudan

“Konspirasi menuntut setiap orang untuk sadar dan siap untuk menanggapi ancaman eksistensial terhadap negara kita," ujar Pemimpin Militer Sudan, Burhan

"Karena itu, kami memanggil semua pemuda dan yang dapat membela dan untuk tidak ragu memainkan peran ini, baik dari mana dia tinggal atau dengan bergabung dengan angkatan bersenjata,” lanjurnya.

Pengumuman gencatan senjata sepihak disampaikan pada publik setelah saingannya, Kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter (tentara bayaran) Sudan, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo.

Baca Juga: IOM Sebut Hampir 843.000 Jiwa Mengungsi Sejak Perang Saudara Sudan Terjadi

Dikenal dengan nama Hemedti, mengumumkan gencatan senjata 'sepihak' tersebut selama dua hari dalam pertempurannya melawan Tentara Sudan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh RSF yang disampaikan melalui media sosial Facebook dengan bentuk rekaman audio pada Senin, 26 Juni 2023.

“Kami mendeklarasikan gencatan senjata sepihak, kecuali untuk situasi pertahanan diri pada malam Idul Fitri dan Idul Adha,” ungkap Hemedti.

Hemedti berharap libur Idul Fitri, akan memberikan kesempatan rekonsiliasi di antara masyarakat Sudan.

Baca Juga: 23 WNI Korban Konflik Perang Saudara di Sudan, Telah Tiba di NTB

Ini adalah bentuk pengakuan kondisi kemanusiaan yang tengah mengalami krisi disebabkan oleh perang saudara yang terjadi antara Tentara Sudan dan RSF

“Kami berharap dapat keluar dari perang dengan lebih bersatu dan lebih kuat,” ungkapnya.

Idul Adha yang juga dikenal sebagai Festival kurban adalah salah satu hari raya Muslim terpenting, menandai puncak dari ibadah Haji tahunan di Arab Saudi.

KORBAN DAN PENGUNGSI TERUS BERTAMBAH

Sudan dilanda Perang Saudara antara Militer Sudan dan RSF sejak pertengahan April. Konflik itu telah menewaskan sekitar 2.000 warga sipil dan melukai lebih banyak lagi.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan konflik tersebut telah membuat hampir dua juta orang mengungsi dalam lingkup internal.

Sementara lebih dari 600 ribu warga Sudan telah melarikan diri ke negara tetangganya.

Baca Juga: Perang Saudara Sudan memaksa 450 Ribu Anak Mengungsi

Sebanyak 25 juta orang atau lebih dari setengah populasi negara itu benar-benar membutuhkan bantuan dan perlindungan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), itu adalah rekor baru untuk pengungsi pengungsi di Dunia.

Warga Sudan mengatakan hanya menerima sebagian kecil dari dana bantuan yang diperlukan untuk bertahan hidup.

Ibukota Sudan, Khartoum dan ibu kota negara bagian Darfur Barat, El-Geneina adalah yang paling terkena dampak serius perang saudara.
Ketegangan dan bentrokan terus meningkat pekan lalu, di bagian lain dari Darfur dan Kordofan bagian selatan.

Menjelang liburan Idul Adha, pertempuran berkecamuk di ibukota Sudan. Setelah paramiliter merebut markas polisi utama di Khartoum.

Saksi mata mengatakan RSF menyerang pangkalan militer di Khartoum tengah, utara dan selatan.

Di tempat lain di negara itu, front baru telah dibuka melawan tentara dari kelompok pemberontak lokal di negara bagian Kordofan Selatan.

Termasuk di negara bagian Nil Biru yang berbatasan dengan negara Ethiopia.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler