Militer Israel mulai membom Jalur Gaza sejak Senin lalu setelah rencana Israel untuk secara paksa memindahkan keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah Yerusalem Timur yang diduduki dan serangannya terhadap jamaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa memicu protes yang meluas di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, dan di dalam Israel.
Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan banyak orang, menghancurkan jalan, dan meratakan bangunan, termasuk menara yang menampung kantor Al Jazeera dan The Associated Press.
Baca Juga: Serangan Tentara Israel yang Bertubi-tubi ke Hamas, 193 Warga Tak Berdosa Jadi Korban
Dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu, Biden "menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket dari Hamas dan kelompok teroris lainnya di Gaza," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
"Dia mengutuk serangan tanpa pandang bulu terhadap kota-kota di seluruh Israel," kata pembacaan itu juga.
Tetapi perdana menteri Israel pada hari Minggu mengatakan serangan itu "berlanjut dengan kekuatan penuh" dan "akan memakan waktu", kantor berita Reuters melaporkan. Sehari sebelumnya, Netanyahu berterima kasih kepada Biden atas "dukungan tegasnya terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri".
Baca Juga: Malaysia dan Indonesia Minta Dewan Keamanan PBB Hentikan Serangan Israel di Gaza
Muslim Amerika untuk Palestina, sebuah kelompok advokasi nasional, juga telah menyerukan boikot acara Idul Fitri pemerintahan Biden pada hari Minggu.
“Teguran keras atas tanggapan tidak berperasaan ini oleh pemerintahan Biden diperlukan. Kami tidak akan membiarkan Gedung Putih mengeksploitasi perayaan Idul Fitri kami untuk keuntungan politik dengan mengorbankan rakyat Palestina,” kata kelompok itu.
Sementara itu, ribuan orang melakukan protes di kota-kota di seluruh AS selama akhir pekan untuk mendukung warga Palestina dan menuntut diakhirinya dukungan tanpa syarat Washington terhadap Israel.***