Meski Gencatan Senjata telah Diberlakukan, Wilayah Sheikh Jarrah Masih Saja Dikepung Otoritas Israel

- 23 Mei 2021, 14:37 WIB
Warga Palestina tidak dapat masuk ke tempat tinggal mereka di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur karena dicegat oleh polisi Israel
Warga Palestina tidak dapat masuk ke tempat tinggal mereka di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur karena dicegat oleh polisi Israel /Twitter/@adDien90/

Baca Juga: PBB dan Negara Internasional Mengecam Aksi Penyerangan Brutal Israel pada Warga Palestina di Yerusalem Timur

“Saya terluka di kepala saya. Mereka tidak peduli, mereka menargetkan siapa pun bahkan pria berusia 71 tahun seperti saya,” kata Iskafi.

Penulis Palestina Mohammed el-Kurd dari Sheikh Jarrah juga memposting di Twitter sebuah video dan foto pada hari Selasa yang menunjukkan polisi Israel menyemprot jalan dengan "air sigung ... cairan yang dimanipulasi secara kimiawi dan intens yang menempel di kulit Anda selama seminggu jika bersentuhan langsung".

'Menekan Mobilisasi Palestina'

LSM Israel Ir Amim mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, bahwa selama sekitar dua minggu polisi Israel telah menutup bagian Kerem Al'ajoni, atau bagian timur Sheikh Jarrah, tempat ratusan warga Palestina berada di bawah ancaman pengusiran paksa dari tempat tinggal mereka.

Kehadiran banyak polisi dan pasukan paramiliter telah memblokir akses ke daerah itu, katanya.

Sejak 14 Mei, penutupan telah diintensifkan dengan masuknya pendukung warga Palestina dilarang karena "risiko bentrokan", tetapi pembatasan ini tidak diberlakukan pada pendukung pemukim Yahudi yang tinggal di sana, kata Ir Amim.

"Penutupan lingkungan itu dilihat sebagai langkah berani yang disengaja oleh pemerintah Israel untuk menekan mobilisasi Palestina dan mencabut hak warga Syekh Jarrah untuk berekspresi dan hak untuk memprotes pemindahan paksa mereka," katanya.

Keluarga Palestina yang tinggal di dalam “zona mirip militer yang tertutup. Mereka menjadi sasaran pelecehan sewenang-wenang yang sedang berlangsung dan tindakan polisi yang agresif, ditandai dengan masuk secara paksa ke dalam rumah dan penggunaan granat kejut, air sigung, dan peluru berujung karet terhadap warga sekitar."

Polisi juga sering memaksa penduduk untuk tinggal di rumah mereka dan dengan kasar memindahkan mereka yang duduk di luar, kata Ir Amim. Ia juga menambahkan bahwa seorang tentara sempat menembakkan peluru berujung karet ke rumah keluarga pada hari Selasa, melukai seorang gadis berusia 15 tahun di dalamnya.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah