PRIANGANTIMURNEWS- Negara-negara tidak boleh memesan suntikan booster untuk populasi yang divaksinasi sementara negara lain belum menerima vaksin COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Senin, 12 Juli 2021.
Dilansir dari Reuters Senin, 12 Juli 2021, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kematian kembali meningkat dari pandemi COVID-19, varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan mereka.
"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus COVID-19 dan kematian," kata Tedros, mencatat bahwa varian yang sangat menular, pertama kali terdeteksi di India, kini telah ditemukan di 104 negara.
Baca Juga: Menstruasi Menyakitkan? Kenali Penyebab dan Solusinya di Sini
"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin COVID-19 sangat tidak merata dan tidak merata. Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan yang paling rentan," kata Tedros.
Dia memilih pembuat vaksin Pfizer dan Moderna sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan suntikan booster di negara-negara di mana sudah ada tingkat vaksinasi yang tinggi. Tedros mengatakan mereka seharusnya mengarahkan dosis mereka ke COVAX, program berbagi vaksin terutama untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan miskin.***