Setelah Serangan Udara Israel, Dua Sekolah PBB di Gaza harus Memindahkan Ribuan Pelajar ke Fasilitas Lain

- 20 Agustus 2021, 20:19 WIB
Selama serangan Mei mematikan Israel di Gaza, setidaknya 51 fasilitas pendidikan rusak parah.
Selama serangan Mei mematikan Israel di Gaza, setidaknya 51 fasilitas pendidikan rusak parah. /Twitter/@AJEnglish/

Selama serangan terbaru Israel di Gaza, setidaknya 51 fasilitas pendidikan rusak, termasuk pusat pelatihan UNRWA, 46 sekolah, dua taman kanak-kanak dan bagian dari Universitas Islam Gaza.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Sebut UMKM Akan Naik Kelas

“Menjadi seorang anak di Gaza hari ini berarti Anda pasti telah menyaksikan tingkat trauma yang tidak dimiliki rekan-rekan Anda di tempat lain di dunia,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada awal Juli.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada bulan yang sama, Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mengatakan bahwa 91 persen anak-anak Gaza telah menderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD) setelah 11 hari serangan Israel pada bulan Mei.

Menurut laporan itu, serangan Israel baru-baru ini berdampak besar pada anak-anak: 41 kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, hampir 50.000 rumah hancur sebagian atau seluruhnya, dan ribuan lainnya tetap mengungsi.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Bandingkan Kasus Aktif Antara TBC dengan Covid-19

Dengan peluang melawan mereka, masih ada tantangan tambahan bagi para siswa Gaza. Situasi ekonomi yang sulit meningkatkan risiko putus sekolah, karena memberi tekanan pada anak-anak, terutama anak laki-laki, untuk membantu mendukung rumah tangga mereka dengan penghasilan tambahan dan membuat beberapa keluarga tidak mampu membayar transportasi atau perlengkapan sekolah.

Kelas Online

Dalam konflik di mana kedua belah pihak dituduh melakukan kejahatan perang, sekolah membutuhkan rencana cadangan. Pada tahun 2012, UNRWA meluncurkan UNRWA TV sebagai tanggapan terhadap situasi darurat di Gaza dan Suriah.

Saluran YouTube menyediakan suplemen belajar mandiri untuk siswa, guru, dan keluarga dalam keadaan darurat yang memiliki akses terbatas atau terganggu ke pendidikan formal.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Reuters Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x