Network
PRIANGANTIMURNEWS - Drone sangat efektif untuk strategi perang, diantaranya: mengawasi musuh dari jarak jauh untuk pengumpulan informasi dan dapat menyerang musuh dengan mudah.
Kini Drone DJI asal China sedang diberbincangkan di perang Rusia dan Ukraina.
Diketahui warga sipil Ukraina memakai drone ini untuk mengintai tentara Rusia, dan menyampaikan koordinat GPS ke pasukan Ukraina.
Wakil perdana menteri Ukraina Mykhailo Fedorov menuduh Rusia memakai Drone ini untuk menavigasi rudal dan membunuh warga sipil.
Ia juga menyebut Rusia mengarahkan DJI Aeroscope yang merupakan teknologi DJI untuk mendeteksi lokasi drone dan menghindari drone bertabrakan.
Jarak itu diambil dari Surinah untuk mendeteksi Drone Ukraina dari jarak sekitar 50 km.
Fedorov meminta DJI memblokir Drone yang digunakan Rusia itu, bahkan memutus hubungan bisnis dengan Rusia ia lakukan.
Adam Lisberg direktur komunikasi korporat Amerika Serikat mengatakan:
"Teknologi AeroScope Dan teknologi geofencing (pembatasan software) dikembangkan oleh DJI semasa damai."
"Semua yang pernah kami lakukan untuk Drone kami, kami lakukan untuk kepentingan dan keselamatan , mempertimbangkan keguanaanya dimasa damai."
"Kami tidak pernah memikirkan fitur untuk digunakan dalam kapasitas ofensif."
"Kami menyesalkan siapapun yang menggunakan Drone kami untuk menyebabkan kerusakan."
DJI tidak bisa menonaktifkan Drone yang dipakai individu AeroScope, Namun bisa melakukan pembatasan software.
DJI merupakan perusahaan Drone asal China dan dibiayai juga oleh pemerintah China.
Perusahan China ini meminpin dalam teknologi Drone dengan navigasi satelit untuk mengarahkan Drone pada lokasi yang presisi.
Drone DJI memiliki beberapa spesifikasi diantaranya: duel - camera CMOS 4/3 Dan kamera tele 1/2 inci, dengan kualitas photo 48Mp.
Untuk revolusi Vidio bisa mencapai 4K/ 60fps, 120Mbps, Tranmisi minimal 12 km, dengan waktu penerbangan mencapai 31 menit.***
