Pendukung Bolsonaro Serang Kantor-Kantor Penting di Brazil, 1500 Pro Sayap Kanan Ditangkap

- 10 Januari 2023, 08:30 WIB
Presiden Lula da Silva dengan para pendukungnya
Presiden Lula da Silva dengan para pendukungnya /Netflix/

PRIANGANTIMURNEWS- Para pendukung fanatik sayap kanan di Brazil yang berkiblat pada Jair Bolsonaro, telah melakukan penyimpangan keamanan menyebabkan 300 ditangkap oleh aparat setempat atas kerusuhan yang disebut anti-demokrasi.

Dilaporkan, Polisi di Brasil telah berhasil merebut kembali kendali Kongres negara, istana kepresidenan serta Mahkamah Agung dari para pendukung kerusuhan mantan Presiden Jair Bolsonaro yang telah kalah di pemilu sebelumnya.

"Investigasi akan berlanjut sampai anggota terakhir teridentifikasi," ujar polisi Brasil.

Baca Juga: RESMI! Persib Bandung Datangkan Kembali Sosok Pemain 3,48 Miliar Rupih!?

Polisi menyampaikan sekitar 300 orang  telah ditahan di ibu kota, Brasilia. Setelah ribuan pendukung Bolsonaro mengamuk dan menolak atas kekalahannya dalam pemilihan umum bulan Oktober. Dilaporkan dalam tweet pada hari Minggu, 8 Januari 2023.

Pemberontakan tersebut diketahui berjalan hingga tiga jam lebih, menandakan bahwa tingkat polarisasi di negara tersebut masih sangat tinggi dan mencekam. Padahal hanya selang beberapa hari setelah presiden  dari sayap kiri  Luiz Inacio Lula da Silva dilantik, dan mengalahkan Bolsonaro dari sayap kanan.

Tidak ada laporan  tentang kasus kematian dan cedera dari serangan tersebut. Namun para pendemo tersebut menyebabkan beberapa kerusakan, seperti perabotan dan jendela istana presiden yang pecah, bagian Kongres basah dengan siraman air dan penggeledahan ruang upacara di Mahkamah Agung.

Baca Juga: Mengenal Bunga 'Terompet Setan' Kecubung, Ini Kandungan dan Efek Bagi yang Mengonsumsinya

Lula kemudian menuduh bahwa dalang peristiwa tersebut adalah Bolsonaro sendiri yang mendorong pendukungnya yang benar-benar fanatik, sementara mantan presiden Brasil itu sendiri kabur menuju Florida AS untuk mendapatkan kekebalan hukum negara Brasil.

Bolsonaro memang belum mengakui kekalahannya sampai masa jabatannya berakhir kala itu. Namun mantan presiden itu, berkicau di twitter membantar kekacauan tersebut didalangi olehnya setelah diam selama enam jam lamanya.

"Penjarahan dan invasi gedung-gedung publik,"  ungkap Bolsonaro, yang menunjukkan penolakan tuduhan Lula.

Baca Juga: Viral, Foto Clairine Clay Digunakan untuk Jasa Open BO di Twitter, Joshua Suherman Buka Suara

Invasi tersebut juga dikecam keras oleh seluruh pemimpin negara di seluruh belahan dunia. Salah satunya adalah Presiden AS Joe Biden yang menanggapi peristiwa tersebut sebagai pemberontakan dan anti demokrasi.

"Serangan terhadap demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai", yang menyiratkan bahwa Washington DC berpihak dan mendukung penuh lembaga demokrasi Brasil.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel men mengunggah tweet bernada "kecaman mutlak" menyiratkan kecaman yang ditujukan kepada pendukung sayap kanan.

Baca Juga: Sekolah di AS Gugat Platform Media Sosial karena Dinilai Merusak Mental Remaja, Cek Faktanya

Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga menyerukan penghormatan terhadap institusi Brasil dan mengucapkan pada presiden Lula "dukungan tak tergoyahkan Prancis".

Beberapa pemimpin di Amerika Latin berbicara, dengan Presiden Chili Gabriel Boric serta mencela bahwa kejadian tersebut adalah sebuah  "serangan pengecut dan keji terhadap demokrasi."

Sementara Andres Manuel Lopez Obrador dari Meksiko berkata  hal tersebut adalah "upaya kudeta yang tercela".

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Ini Selasa 10 Januari 2023,Anda Akan Mendapat Hasil yang Menggembirakan

Atas insiden tersebut, beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat di AS mengatakan Washington tidak dapat lagi memberikan perlindungan kepada Bolsonaro di negara tersebut. Sebagaimana  yang tweet dari anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez

“Kita harus berdiri dalam solidaritas dengan pemerintah Lula yang dipilih secara demokratis. AS harus berhenti memberikan perlindungan kepada Bolsonaro di Florida.” Ungkap anggota tersebut.

Pasca insiden tersebut, presiden yang resmi Lula da Silva kemudian membacakan dekrit baru  agar pemerintah federal segera ambil kendali keamanan di seluruh wilayah Brasil. Dekrit tersebut disiarkan, dalam konferensi pers dari negara bagian Sao Paulo.

Baca Juga: Ternyata 5 Peristiwa Ini yang Menyebabkan Kota Bandung Punya Julukan Baru 'Gotham City', Cek Faktanya

“Tidak ada preseden untuk apa yang mereka lakukan, semua orang yang melakukan ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum," ucap tegas presiden Lula.

Laporan dari siaran TV Global Brasil mengatakan bahwa pasca kerusuhan tersebut berakhir, Lula kemudian terbang kembali ke Brasilia . Bertujuan untuk mengunjungi gedung-gedung yang dijarah dan mengawasi keadaan saat ini.

Data update terbaru saat ini, menunjukkan sekitar 1.500 orang sayap kanan telah ditahan saat polisi membongkar kamp pro-Bolsonaro setelah mereka menyerbu gedung pemerintah di ibu kota.***

Sumber: Aljazeera.com

Editor: Galih R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah