Insiden Pembakaran Hawara Tuai Kecaman Internasional, Ambulans Diserang dan Cegah Truk Pemadam Kebakaran

- 28 Februari 2023, 18:16 WIB
Kondisi saat pembakaran mobil terjadi di Kota Hawara
Kondisi saat pembakaran mobil terjadi di Kota Hawara /

PRIANGANTIMURNEWS - Insiden pembakaran Kota Hawara, tuai kecaman dari pihak internasional, terutama mereka menyerang Mobil Ambulans dan Truk Pemadam Kebakaran.

Kasus yang disebut sebagai 'Progom' para pemukim Israel tersebut terjadi pada Minggu, 26 Februari 2023. Membuat sekitar 390 warga Palestina terluka dan seorang Seikh meninggal.

Meski hanya satu orang yang meninggal namun insiden ini sangat mengerikan, karena mereka pemukim ilegal Israel membumihanguskan Kota Huwara. Membakar rumah dan mobil-mobil warga Palestina.

Baca Juga: Marseille vs Annecy perempat final Coupe de France: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Tak tanggung-tanggung hampir 100 mobil dibakar langsung di Kota tersebut, beserta 30 puluh rumah warga Palestina.

Bahkan tidak hanya itu, toko, supermarket, garasi dan bahkan pohon pun mereka bakar habis. Mencegah truck pemadam kebakaran, dan menyerang ambulan.

Membuat Kota Huwara kini menjadi tak berpenghuni layaknya Kota Hantu yang ditinggalkan oleh para penghuninya.

Insiden kekerasan tersebut dikecam luas oleh politisi lokal bahkan internasional, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan kelompok hak asasi manusia.

Baca Juga: Liverpool vs Wolverhampton Wanderers Liga Inggris: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor, Link Nonton!

Kutukan kepada Pemukim Israel bersenjata itu dilontarkan oleh Mohammad Shtayyeh, Perdana Menteri Palestina.

“Adegan pembakaran rumah dan mobil, penyerangan terhadap warga, mencegah truk pemadam kebakaran mencapai rumah yang terbakar dan menyerang ambulans yang mengangkut pasien dan terluka" ungkap Shtayyeh

"Semua kejahatan ini harus menghadapi intervensi internasional segera untuk menahan otoritas pendudukan dan menghentikan mereka,” lanjutnya.

“Kami menganggap otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji ini, yang mencerminkan kebijakan sistematis yang dipraktikkan oleh pemerintah Israel," tambahnya.

Baca Juga: Heerenveen vs Feyenoord perempat final KNVB Beker: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

"Dimana para menteri mereka menunjukkan dukungan untuk kejahatan-kejahatan yang melanggar hukum internasional itu,” kutuknya

Akibat insiden ini, Shtayyeh akan segera membentuk komite untuk memberi kompensasi kepada warga-warga Palestina yang terkena dampak.

Kelompok hak asasi Al-Haq yang berpusat di Ramallah, mengatakan bahwa dua orang yang tewas di Israel adalah harga yang harus diambil atas kekejaman mereka.

"Itu hasil impunitas selama puluhan tahun yang dinikmati oleh Israel dan pemukim ilegal atas kejahatan internasional yang dilakukan terhadap warga Palestina". ujarnya

Alasan Israel membakar Kota Hawara adalah demi balas dendam kematian dua pemukim ilegal Yahudi asal Amerika Serikat (AS) oleh Warga Palestina yang marah karena insiden sebelumnya.

Baca Juga: Nantes vs Lens perempat final Coupe de France: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Bahkan Sami Abu Shadeh, seorang politisi Palestina di parlemen Israel mengatakan bahwa serangan itu adalah dampak dari politik supremasi Yahudi pemerinta Israel.

"Pogrom Zionis yang terjadi di Huwara adalah konsekuensi dari platform politik supremasi Yahudi pemerintah Israel," ujar perwakilan Al-Haq.

Dimana bahkan kelompok hak asasi Israel Peace Now dan B'Tselem juga menggambarkan serangan itu sebagai 'pogrom' pemukim yang didukung oleh pemerintah Israel.

Sejumlah pemerintah asing termasuk AS sendiri dan Prancis, juga mengeluarkan kecaman atas serangan berlebihan tersebut.

Perlu diketahui, serangan pemukim Israel secara konsisten meningkat selama enam tahun terakhir, ditujukan pada kota dan desa di daerah Nablus.

Baca Juga: Sheffield United vs Tottenham Hotspur Piala FA: Pratinjau, Jadwal, H2H, Prediksi Skor

Dimana banyak warga dan anak-anak dibunuh dengan sadis, dan pembakaran kota dan fasilitas seperti insiden Kota Hawara kali ini.

Terdapat banyak pemukim ilegal Israel datang dari luar negeri dan menetap di tanah Palestina, meningkat dan menjadi lebih terorganisir selama setahun terakhir.

Mereka hidup seolah tanpa tahu malu, mengusir dan membunuh warga pemilik tanah dan rumah warga Palestina.

Banyak dari insiden ini telah direkam dalam video yang menunjukkan serangan terjadi di bawah perlindungan atau dalam koordinasi dengan tentara Israel.

Bahkan, kadang-kadang tentara ikut campur bersama para pemukim Israel dari luar negeri yang juga menembak secara berdampingan.

Baca Juga: Reaksi Lionel Messi Rekor Penghargaan Pemain Pria Terbaik FIFA ke-7 tahun ini

Dalam sebuah pernyataan pada 15 Desember, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyampaikan bahwa:

"2022 adalah tahun keenam dari peningkatan tahunan berturut-turut dalam jumlah serangan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki," ungkap PBB.

“Bukti yang mengganggu dari pasukan Israel sering memfasilitasi, mendukung dan berpartisipasi dalam serangan oleh para pemukim Israel," lanjut parnyataan PBB

"Membuat sulit untuk membedakan antara pemukim Israel dan kekerasan dari negara Israel. Pemukim Israel bersenjata dan bertopeng menyerang warga Palestina di rumah mereka," tambahnya

"Menyerang anak-anak dalam perjalanan ke sekolah, menghancurkan properti dan membakar kebun zaitun, dan meneror seluruh komunitas dengan impunitas penuh,” akhiri PBB.

Baca Juga: Mahasiswa KKNT UNIK Cipasung Belajar Memproduksi Limbah Kelapa Jadi Aneka Kerajinan, di Desa Kubangsari

Dalam beberapa pekan terakhir, masalah di lapangan menjadi sangat tegang setelah Israel melakukan beberapa serangan besar-besaran di kota-kota Palestina.

Pada hari Rabu 22 Februari 2023, pasukan Israel membunuh 11 warga Palestina dan melukai lebih dari 100 orang dengan mayoritas memakai peluru tajam dalam serangan di Nablus.

Itu memakan korban jiwa warga Palestina terbesar dalam satu operasi militer Israel sejak tahun 2005 lalu.

Kurang dari sebulan sebelumnya, tentara Israel membunuh 10 warga Palestina selama serangan di kamp pengungsi Jenin, termasuk dua anak dan seorang wanita berusia 61 tahun.

Tentara dan pemukim Israel telah membunuh 67 warga Palestina sejak awal 2023, termasuk 13 anak-anak.

Baca Juga: Ini Pidato Emosional Lionel Scaloni Setelah Memenangkan Penghargaan Pelatih Pria Terbaik FIFA Tahun Ini

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jumlah ini adalah kematian tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

Perkembangan pada hari Minggu, 26 Februari di Nablus terjadi pembicaraan antara Otoritas Palestina dan pejabat Israel di pelabuhan Laut Merah, Aqaba.

Perwakilan dari AS dan Mesir juga menghadiri pertemuan tersebut, yang dikecam dan ditolak oleh banyak warga Palestina.***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x