Korban Jiwa Perang Saudara Sudan Terus Meningkat, Kini Capai 528 Orang

- 1 Mei 2023, 16:00 WIB
 Perang baru di Sudan kembali terjadi pada tanggal 29 April 2023, setelah disepakati adanya gencatan senjata antara kubu militer dan kubu RSF selama tiga hari./anadolu
Perang baru di Sudan kembali terjadi pada tanggal 29 April 2023, setelah disepakati adanya gencatan senjata antara kubu militer dan kubu RSF selama tiga hari./anadolu /

PRIANGANTIMURNEWS - Korban jiwa akibat perang saudara di Sudan terus meningkat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Sudan melaporkan angka kematian akibat perang mencapai 528 orang.

 

Sementara korban luka serius hingga ringan dalam Perang Sudan mencapai 4.599 orang.

Laporan dipublikasikan oleh Kemenkes Sudan pada hari Sabtu, 29 April 2023. Meninjau dari data korban periode 15 hingga 27 April 2023 lalu.

Baca Juga: 7 Kenyataan Ironis Dibalik Perang Saudara Sudan, Dari Aliansi Pecah Hingga Staf PBB Meninggal

Perang saudara Sudan antara pihak militer dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) sangat mengerikan.

Korban jiwa terus berjatuhan bukan dari kedua belah pihak yang bertikai. Warga sipil yang tak bersalah ikut terluka dan menjadi korban dalam perang ini.

Pertikaian antara kedua kubu yang sebelumnya beraliansi kuat dan menjalin hubungan kerjasama dalam meruntuhkan rezim, harus berakhir bertikai dan berebut kekuasaan.

Baca Juga: Korban Perang Saudara Sudan Semakin Bertambah, Update: 180 Meninggal dan 1800 Terluka

Memupuskan harapan rakyat Sudan untuk era baru yang damai dan lebih baik.

 

Lebih buruknya, perang saudara Sudan telah merenggut kedamaian akhir Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah yang diimpikan masyarakat Sudan.

Menurut kementerian, 12 dari 18 negara bagian Sudan telah menyaksikan bentrokan antara dua rival yang bertikai itu.

Bentrokan baru meletus pada hari Sabtu, 29 April 2023 antara tentara Sudan dan pejuang RSF, sebelumnya telah disepakati adanya gencatan senjata tiga hari.

Baca Juga: Perang Sudan Meletus, Kubu Militer Berebut Kekuasaan Tewaskan 56 Warga Sipil

RSF mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat kubu militer di Omdurman, kota kembar Khartoum.

Tidak ada komentar dari kubu militer Sudan atas klaim tersebut.

Sementara ribuan orang, termasuk orang Warga negara asing (WNA) Indonesia telah meninggalkan Sudan sejak perang besar tersebut pecah.

Beberapa warga Sudan pun ada yang mengungsikan diri ke negara lain, sejak pecahnya perang antara dua rival yang berkonflik mulai 15 April lalu.

 

Ketidaksepakatan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir Kubu militer Sudan dan kubu RSF atas reformasi keamanan militer.

Reformasi memasukan peleburan penuh RSF dalam militer Sudan, salah satu isu utama dalam negosiasi oleh pihak internasional.

Sudan sebenarnya tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021 lalu.
Ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat.

Langka tersebut merupakan hal yang dikecam oleh kekuatan politik SUdan sebagai aksi 'kudeta'.

 


 
Masa transisi Sudan dimulai sejak Agustus 2019. Dijadwalkan berakhir dengan adanya Pemilu (pemilihan umum) di awal 2024.

Belum memasuki tahun 2024, harapan tersebut pun harus musnah akibat perang saudara Sudan ini***

 

Editor: Muh Romli

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x