Itu karena wilayah Indo-Pasifik adalah rumah untuk 60 persen populasi di Dunia saat ini. Menjadi wilayah populasi yang sangat padat.
Baca Juga: Gempar! Mega Proyek China Menggali Lubang 10.000 Meter Ke dalam Bumi
Artinya, kawasan tersebut selama 30 tahun ke depan akan menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Dunia.
Retno sangat berharap bahwa keterlibatan EAS dalam pertemuan ASEAN kali ini dapat berkontribusi lebih besar untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang aman, stabil, dan inklusif.
Serta lebih mendorong kolaborasi dan kemajuan ekonomi bersama, dibandingkan berebut pengaruh di kawasan tersebut.
Pada tahun 2019, ASEAN resmi menyepakati pandangan AOIP (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP) terhadap kawasan Indo-Pasifik.
Pandangan tersebut menegaskan ASEAN untuk mengambil peranan dalam menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas serta kemakmuran di wilayah Indo-Pasifik.
Itu artinya, ASEAN benar-benar menegaskan posisinya yang tidak memihak kepada blok manapun. Termasuk ikut campur dalam rivalitas pengaruh antara AS- China.
Pandangan AOIP digagas oleh Indonesia, bertujuan untuk mengedepankan pendekatan dialog, kerjasama terbuka, serta inklusif. Tidak membahas tentang kompetisi dan rivalitas negara besar.
Semua negara ASEAN sepakat untuk tidak berpihak pada negara besar manapun, mereka lebih mengedepankan stabilitas dan perdamaian kawasan Indo-Pasifik.