Palestina Bergema di Tanah Yaman, Koalisi AS di Laut Merah Rapuh

- 30 Desember 2023, 08:21 WIB
Ribuan warga Yaman yang tengah melakukan demonstrasi besar-besaran di Kota Sanaa yang dikuasai Houthi pada Jumat, 29 Desember 2023.
Ribuan warga Yaman yang tengah melakukan demonstrasi besar-besaran di Kota Sanaa yang dikuasai Houthi pada Jumat, 29 Desember 2023. /Anadolu/

PRIANGANTIMURNEWS - Ribuan warga Yaman pada hari Jumat, 29 Desember 2023 menggemakan dukungan terhadap Gaza, Palestina dalam demonstrasi besar-besaran.

Aksi unjuk rasa tersebut diserukan oleh kelompok Houthi di beberapa kota dan wilayah yang berada di bawah kendali kelompok tersebut.

Mengecam serangan Israel yang semakin brutal dan menyerukan kepada Dunia untuk bergerak lebih aktif dalam memboikot produk Israel dan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Houthi Bersumpah Karamkan Kapal Tujuan Israel, AS Umumkan Koalisi Patroli Laut Merah

Demonstrasi besar tersebut diberi tema 'Bersama Mu Sampai Kemenangan, Amerika Tidak akan Menghentikan Kami'.

Menurut kantor berita Saba yang dikelola Houthi. Demonstrasi tersebut dilaporkan terjadi di provinsi Sanaa, Hodeidah, Hajjah, Dhale dan al-Bayda serta di provinsi Saada dan Raymah.

Pernyataan kelompok Houthi juga dibacakan selama unjuk rasa kemanusiaan tersebut, menekankan kelanjutan dari sikap mendukung penuh warga Gaza.

Pernyataan tersebut juga mendesak masyarakat di seluruh dunia, untuk menyentil perekonomian Barat khususnya Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Angkatan Bersenjata Yaman Tembakan Rudal ke Titik Sensitif Israel

“(Kami ada) untuk mengaktifkan senjata boikot ekonomi terhadap produk-produk Amerika dan Israel, serta semua perusahaan yang mendukung produk-produk tersebut,” pernyataan Houthi.

Kelompok itu juga menegaskan kelanjutan operasi angkatan lautnya terhadap kapal-kapal Israel atau mereka yang berlayar menuju pelabuhan Israel sampai blokade di Gaza dicabut.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin baru-baru ini mengumumkan pembentukan misi multinasional bernama 'Operation Prosperity Guardian'

Bertujuan untuk melawan serangan Kelompok Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah yang memiliki kepentingan dengan Israel.

Baca Juga: Semakin Memanas: Yaman Kerahkan Tentara ke Palestina, Yordania Tarik Duta Besar di Israel

KOALISI AS YANG RAPUH

Pada tanggal 16 Desember 2023 lalu, Amerika Serikat secara sepihak telah mengumumkan pembentukan koalisi keamanan untuk Laut Merah.

Sikap Houthi yang dialihkan mengancam perdagangan di Eropa dan Timur Tengah, telah membuat AS dan Barat naik pitam siring dengan permintaan dari Israel.

Inggris, Kanada, Prancis, Belanda, Spanyol, Italia, Norwegia, Seychelles, dan Denmark adalah negara-negara yang dicantumkan tergabung dalam koalisi itu.

Baca Juga: Ini Alasan Ustadz Yusuf Mansur Bertolak ke Mesir dan Yaman, Setelah Rumahnya Digeruduk korban Investasi

Sebagaimana kondisi koalisi yang berjalan sepihak, beberapa negara menyangkal pernyataan dari Menteri Pertahanan AS.

Diantaranya negara yang menyangkal bergabung dengan koalisi tersebut adalah Spanyol, Prancis dan Italia.

Kementerian Pertahanan Prancis menyampaikan bahwa sebenarnya pasukannya sudah ada dalam pelayaran di Laut Merah serta sekitarnya sebelum koalisi dibentuk.

Prancis menolak pernyataan AS, termasuk menolak bergabungnya armada laut Prancis dengan koalisi AS.

Baca Juga: Detik-detik Ustadz Yusuf Mansur Pergi ke Mesir dan Yaman Setelah Rumahnya Digeruduk Warga

Begitu pula dengan Italia, yang mengirimkan armada lautnya hanya untuk kepentingan negaranya saja bukan kepentingan Koalisi AS dan tidak mengakui itu.

Sedangkan Spanyol secara tegas menyampaikan tidak berpartisipasi dengan Koalisi AS karena operasi di Laut Merah dilakukan secara sepihak.

Pilar Alegrias selaku juru bicara pemerintah Spanyol mengatakan bahwa pihaknya tidak diberitahukan oleh AS.

“Mereka langsung memasukan Spanyol dalam daftar negara yang akan ambil bagian dalam Operation Prosperity Guardian yang mengagetkan kami,” terang Alegrias.

Baca Juga: Arab Saudi Persatukan Pemerintahan Yaman dengan Kelompok Separatis Dalam Upaya Menghentikan Eskalasi

Spanyol hanya akan bergabung dalam misi yang dibawahi oleh NATO dan Uni Eropa (UE). Spanyol juga termasuk negara NATO yang kini mengakui kemerdekaan Palestina.

Norwegia dan Denmark juga dilaporkan mundur dalam Operasi Prosperity Guardian yang dibentuk sepihak oleh AS.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah