KABAR TERKINI Kasus Subang, Polisi Telah Kantongi Nama Mengapa Belum Diumumkan? Ini Kata Anton Charliyan

23 November 2021, 08:33 WIB
Mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan /Deskjabar

PRIANGANTIMURNEWS - Lambatnya pengungkapan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang memang menimbulkan banyak prasangka -prasangka tak baik kepada penyidik.

Hal itu wajar karena penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang memang sudah memakan waktu tiga bulan.

Kasus pembunuha terjadi 18 Agustus 2021 lalu. Dan hari ini Selasa 23 November 2021, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang Jawa Barat telah berjalan hampir 100 hari. Namun pelakunya belum terungkap juga.

Baca Juga: POLISI Optimistis Ungkap Pelaku Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Erdi A Chaniago: Utamakan Kehati hatian

Mananggapi hal itu, Mantan Kapolda Jawa Barat Irjen. Pol. (Purn) Dr. H. Anton Charliyan, MPKN seperti dikutip Priangantimurnews.com dari Deskjabar meyakini, penyidik Polri sebenarnya sudah mengetahui siapa calon tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.

Alasan Anton Charliyan yang juga mantan Kadiv Humas Mabes Polri, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tidak mungkin terjadi tanpa adanya satu motif. Dan, motif ini sudah dikantongi penyidik.

Untuk mencari motif, ungkap Anton Charliyan, bisa diperoleh dari keterangan saksi-saksi orang-orang yang terdekat seperti; sahabatnya, suaminya, saudaranya dan juga orang-orang di rumah terdekat dengan TKP. Dan semua itu telah dilakukan oleh penyidik.

Baca Juga: Ingin Unduh Video Instagram? Begini Cara Download yang Cepat Melalui Downloader Konten Instasave Online


“Apalagi di sini kan kita baca (berita) dan kita dengar bahwa tidak ada barang yang hilang. Ini artinya kemungkinan besar motifnya itu adalah balas dendam, sakit hati”, kata Anton Charliyan kepada DeskJabar.com beberapa hari lalu.

Adapun penyebab kenapa pengungkapan kasus pembunuh anak di Subang berjalan lambat dan berlarut-larut, kata Anton Charliyan, itu karena Polri sangat super hati-hati dalam kasus ini.

Terkesan lambatnya menentukan tersangka, Anton Charliyan yang juga pernah menjadi penyidik bisa memaklumi pihak kepolisian. Pasalnya, jika salah orang (dalam menentukan tersangka) bisa dipraperadilankan.

Dalam tindak pidana, ungkap Anton Charliyan, ada stu idiom yang mengatakan: lebih baik melepaskan 10 orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.

“Dan karena hal ini pulalah kepolisian harus berhati-hati supaya jangan sampai menyalahkan orang yang tidak bersalah”, kata Anton Charliyan.

Baca Juga: PELAKU Pembunuhan Segera Diumumkan, Ada Saski Berubah Jadi Tersangka


Namun begitu, jelas Anton Charliyan, sikap super hati-hati itu jangan sampai kontraproduktif, sehingga masyarakat menilai polisi tidak profesional, polisi lambat di dalam menangani satu permasalahan.

“Dalam setiap ada perkembangan, kalau perlu (masyarakat) ya istilahnya diberikan informasi. Tapi informasinya itu jangan terlalu terbuka”, kata Anton.

Sebaliknya kepada masyarakat yang sering ‘kepo’ selalu ingin tahu, mohon sabar juga karena memang aspek penyidikan ini, ungkap Anton, kalo perlu sangat super rahasia.

Baca Juga: PELAKU Pembunuhan Segera Diumumkan, Ada Saski Berubah Jadi Tersangka

“Saya pernah merasakan sebagai penyidik. Seandainya ini dibuka (yang rahasia) mungkin akan menjauh akan menjadikan tersangka makin jauh”, papar Anton Charliyan.

Sewaktu menjadi penyidik Polri, Anton Charliyan memang pernah sukses menngungkap kasus berat dan sulit yang menjadi isu nasional bahkan internasional yakni pembunuhan aktivis buruh Marsinah dan pembunuhan penggiat HAM, Munir.

“Saya yakin dan percaya dengan keuletan, ketelitian dan ketekunan yang dimilikinya, penyidik bisa menyelesaikan masalah ini. Dan mohon kalo memang sudah ada alat bukti yang betul-betul mengarah kepada para pelakunya, bisa segera diumumkan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak bertanya tanya lagi”, kata Anton Charliyan.

Baca Juga: KONDISI MAYAT IBU dan ANAK Saat Ditemukan di Mobil Alphard, Jasad AMEL Kaku dan Tuti Lemes, Ini Penjelasannya

Kronologis kejadian

Sekedar mengingatkan, kasus pembunuhan Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang yang meminta korban jiwa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) itu cukup menggegerkan karena tergolong sadis.

Jasad Tuti (ibu) dan Amalia (anak) ditemukan sudah tak bernyawa penuh darah di dalam bagasi mobil Toyota Alphard milik korban yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak. Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Adalah Yosef --belakangan disebut netizen sebagai Yosef Subang-- suami Tuti sekaligus ayah Amalia, yang pertama kali mengetahui dan menemukannya pada Rabu 18 Agustus 2021. Saat itu, Yosef Subang baru datang ke rumah itu sehabis menginap di rumah istri mudanya.

Baca Juga: PERSIB Siap Berada di Jalur Kemenangan, Begini Kata Yaya Sunarya

Kronologisnya, saat hendak masuk rumah, ternyata sudah berantakan dan penghuni rumah Tuti dan Amalia tidak ditemukan. Lalu Yosef Subang bergegas menuju kantor polisi untuk melapor.

Tak lama kemudian, Yosef Subang bersama polisi akhirnya mayat kedua korban ditemukan di dalam bagasi mobil Alphard dengan keadaan bertumpuk.

Beberapa hari kemudian, polisi memastikan jika korban Tuti dan Amalia meninggal dunia karena ada yang membunuh.

Baca Juga: Unduh Foto Instagram Dengan Downloader Terbaik Hari Ini Instasave Secara Online dan Gratis

Hingga hari ini, Selasa 11 November 2021 atau sudah mau menjelang 100 hari meninggalnya korban pembunuhan Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang, pelakunya belum terungkap juga.

Polisi masih terus berupaya keras mengumpulkan, mencocokan dan menganalisa bukti-bukti yang didapat di lapangan.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Deskjabar

Tags

Terkini

Terpopuler