Mengenang Jalan Braga Bandung Tempo Doeloe

13 Januari 2023, 19:33 WIB
Jalan Braga Bandung Tempo Doeloe /

PRIANGANTIMURNEWS - Jalan Braga merupakan sebuah nama jalan utama di kota Bandung Jawa Barat, Indonesia.

Dilansir Priangantimurnews dari Paguci.com Jumat (13 Januari 2023), Jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.

"Sejarah Jalan Braga Bandung"

Baca Juga: Liga 2 dan Liga 3 Resmi Dihentikan, Atta Halilintar Mengaku Kapok dan Akan Mundur!

Sejarah jalan braga dulunya merupakan sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi sehingga pada waktu itu dinamakan Jalan Culik karena cukup rawan.

(Culik artinya penculik) Jalan kecil dan sepi yang awal mula pembangunannya sebagai penghubung 2 jalan utama di Kota Bandung pada sekitar tahun 1811.

Jalan yang pada masanya pernah di beri nama Pedatiweg atau jalan pedati ini kemudian menjadi ramai ketika beberapa orang Belanda mulai membangun kedai kopi dan toko pakaian/fashion.

Seiring dengan perkembangan masa, dengan dibangunnya De Vries (super market pertama di kota Bandung), Gedung Concordia (sekarang gedung merdeka) dan hotel Savoy Homann yang merupakan hotel kelas atas di masanya, jalan Braga pun menjadi berkembang menjadi jalan utama.

Baca Juga: Anak Buah Lukas Enembe Tertangkap di Filipina, Ternyata Bos Besar KKB!

Orang-orang belanda yang membuka toko pakaian di sepanjang jalan Braga karena sangat mengikuti model apa yang sedang terkenal di kota Paris Francis , apa saja yang sedang menjadi trend di Paris dapat dipastikan menjadi trend pula di kota Bandung.

Dari sinilah istilah kota Paris Van Java lahir. Saat ini jalan Braga masih menyisakan beberapa peninggalan dari masa kejayaannya, berupa bangunan-bangunan tua lengkap dengan aksesoris uniknya.

"asal-usul nama Jalan Braga Bandung".

Menyusuri jalan Braga di kota Bandung, Jawa Barat, bagai ziarah ke masa pemerintahan kolonial Belanda. Jalan yang namanya mirip dengan nama kota di utara Portugal itu merupakan daerah konservasi budaya.

Baca Juga: Liga 1 Tanpa Degradasi! Thomas Doll Puji Kualitas Luis Milla, Komentar Berkelas Ciro Alves, Pindah Kandang!

Menurut “Sesepuh Bandung” almarhum Haryoto Kunto, kata Braga berasal dari bahasa Sunda “Ngabaraga” yang artinya bergaya, nampang, atau mejeng. Braga waktu itu memang menjadi the place to see and to be seen.

Ruas jalan yang tak terlalu panjang (kurang dari 1km) itu, tempo doeloe menjadi tempat rendezvous sambil jalan-jalan dan belanja, sebab kala itu di kota Bandung Jalan Bragalah satu-satunya tempat shopping paling bergengsi.

"Peninggalan Sejarah Jalan Braga"

Dari peninggalan peninggalan sejarah yang masih ada, kita bisa tahu bahwa di jalan Braga pernah dibangun gedung-gedung berarsitektur art deco, seperti gedung Bank Dennis, gedung toko Onderling Belang, di sebrang jalan gedung bioskop Majestic, dan viaduct; karena lalu lintas dari Landraadweg (mungkin sekarang jalan Pengadilan?) selalu dipenuhi delman (kretek) yang menanti kereta api lewat dari Setasion Bandoeng atau kereta api dari arah timur.

Baca Juga: KASUS SUBANG: Akhirnya!! Ada Saksi Melihat Danu Sebelum Kejadian!

Kemudian viaduct itu menghubungkan jalan Parapatan Pompa (sekarang jalan Suniaraja) dengan jalan Braga.

Dulu jalan Braga ini buntu, namanya Gang Effendi. Lalu jalan di samping penjara Banceuy, yang sebelumnya adalah jalan kampung, dibikin tembus sampai ke jalan Braga di jalan Naripan.

"Perkembangan Jalan Braga Dari Tahun-Ke Tahun"


Jalan Braga Tahun 2009

Pada tahun 1856, saat Bandung menjadi ibu kota Karesidenan Priangan, beberapa rumah warga Eropa dibangun di sepanjang jalan yang masih terbuat dari tanah. Sedangkan rumah-rumah lainnya masih beratapkan ijuk, rumbia, atau ilalang.

Hingga tahun 1874, hanya terdapat 6-7 rumah dari batu di Jalan Braga. Sebelum tahun 1882 Jalan Braga diberi nama Pedatiweg, dengan lebar sekitar sepuluh meter.

Baca Juga: Kolestrol Anda Tinggi? Inilah 4 Cara Pencegahannya

Sebagai penghubung Groote Postweg (Jalan Raya Pos/sekarang Jalan Asia-Afrika) dengan Koffie Pakhuis (Gedung Kopi) milik Tuan Andries de Wilde (sekarang menjadi Balai Kota Bandung).

Pada tahun 1882 seiring dengan pendirian Tonil Braga, Asisten Residen Bandung, Pieter Sitjhoff, mengganti nama Pedatiweg menjadi Bragaweg (Jalan Braga).***

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Paguci.com

Tags

Terkini

Terpopuler