PRIANGANTIMURNEWS - Masih banyak masyarakat yang bertanya tanya soal kemampuan virus ketika menyerang ke tubuh manusia.
"Kenapa penting mengamati varian SARS-CoV-2? Jawaban ringkasnya pandemi dan penyebaran penyakit. Status pandemi membuat kita perlu memahami tentang perubahan kemampuan virusnya dalam kaitannya dengan penyebaran penyakit," dikutip priangantimurnews.pikiran-rakyat.com dari akun Instagram @rizaputranto Rabu 28 Juli 2021.
Menurut Riza, WHO per 23 Juli 2021 mengumumkan update mengenai status varian SARS-CoV-2 di dunia. Poin-poin utama yang perlu ditangkap ada 4 poin.
Baca Juga: Denny Darko Terawang Kapan Pandemi Covid-19 akan Berakhir di Indonesia dan Dunia
Pertama, dunia masih memiliki 4 VOC yaitu Alpha, Beta, Gamma dan Delta.
Kedua, dunia kini memiliki 4 VOI saja yaitu Eta, Iota, Kappa dan Lambda.
Ketiga, perubahan status dari 3 VOI yaitu Epsilon, Zeta dan Theta yang tidak lagi dipertimbangkan sebagai VOI namun kini diturunkan menjadi Alert for Monitoring (AFM).
Baca Juga: Alasan Rizal Ramli Dipecat Dari Menko Kemaritiman, Sebut Karena Lawan KKN
Dengan demikian nama Yunani yang melekat pada ketika varian tersebut dicabut.
Keempat, varian yang diidentifikasi di Indonesia pada bulan November 2020 dengan nama B.1.466.2 ditetapkan sebagai AFM pada tanggal 28 April 2021.
"Ilmuwan di dunia terus mengawasi perkembangan varian SARS-CoV-2. Kita patut berterima kasih pada GISAID, COG-UK, covlineages.org, Nextstrain, Regeneron, outbreak. Info yang secara rutin melakukan surveilans tersebut," kata Riza.
Baca Juga: ASN Wajib Tahu, 5 Fondasi Baru Aparatur Sipil Negara dari Presiden Jokowi
Tak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh tim Konsorsium Surveilans Genomika di Indonesia, ilmuwan yang terlibat baik dependen maupun independen yang berkontribusi untuk membantu penanganan pandemi di Indonesia.***