Ini Penyebab dan Akibat kalau Ketuban Pecah Dini

- 25 Agustus 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi Ibu hamil
Ilustrasi Ibu hamil /pixabay.com/Marncom

- Infeksi di rahim, kantung ketuban, leher rahim, atau vagina
- Kehamilan kembar atau volume cairan ketuban terlalu banyak
- Kebiasaan merokok atau menggunakan narkoba saat hamil
- Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
- Perdarahan vagina selama hamil
- Indeks massa tubuh ibu hamil yang rendah
- Tekanan darah tinggi maupun kadar gula darah yang tidak terkontrol
- Jarak antarpersalinan yang terlalu dekat atau terlalu jauh
- Operasi dan biopsi serviks
- Komplikasi Ketuban Pecah Dini
- Ketuban pecah dini merupakan kondisi yang serius karena dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, seperti:

Baca Juga: Demam Disertai Gelisah, Inilah Efek Samping Vaksin AstraZeneca dan Cara Mengatasinya

1. Infeksi rahim
Kondisi ini ditandai dengan gejala berupa demam, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau tidak sedap, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung janin lebih cepat dari biasanya.

Bila dibiarkan tanpa penanganan, infeksi pada rahim dapat menyebabkan sepsis pada bayi yang berbahaya.

2. Retensi plasenta
Persalinan prematur akibat ketuban pecah dini meningkatkan risiko terjadinya retensi plasenta, yaitu kondisi ketika sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam rahim.

Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan postpartum yang ditandai dengan perdarahan berat dari vagina dalam waktu 24 jam hingga 6 minggu setelah persalinan.

Baca Juga: Sudah Mengajukan BSU Tetapi Tidak Kunjung Mendapatkan Ini Alasannya

3. Solusio plasenta
Solusio plasenta, yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan terjadi. Kondisi ini dapat memicu terjadinya persalinan prematur atau bahkan kematian pada janin.

4. Cedera otak pada janin
Ketika cairan ketuban hilang, tali pusat bisa terjepit di antara janin dan dinding rahim. Akibatnya, janin bisa mengalami cedera otak atau bahkan kematian.

5. Kematian
Jika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 23 minggu, paru-paru janin kemungkinan tidak akan berkembang dengan baik dan menyebabkan janin tidak bisa bertahan hidup.

Halaman:

Editor: Agus Kusnadi

Sumber: Alo Dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah