Indonesia Alami Lonjakan Kasus Demam Berdarah, Kemenkes Serukan Warga Terapkan 3M

- 22 Agustus 2023, 07:00 WIB
   Nyamuk Aedes Aegypti menjadi lebih  agresif ketika musim kemarau tiba, frekuensi gigitan meningkat 3-5 kali lipat dari keadaan normal.
Nyamuk Aedes Aegypti menjadi lebih agresif ketika musim kemarau tiba, frekuensi gigitan meningkat 3-5 kali lipat dari keadaan normal. /Freepik/

Pada bulan Agustus 2023 kali ini, Kemenkes menjadi lebih waspada. Setelah adanya laporan satu keluarga meninggal akibat DBD di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu beberapa waktu lalu.

Rudi Herlindo, Pengelola Program DBD dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko bahkan menyampaikan bahwa Kemenkes akan serius mengerahkan Tim untuk memberantas DBD.

"Kemungkinan Rabu, 23 Agustus 2023 kita kedatangan tamu dari Tim Kelompok Kerja Vektor DBD Kemenkes RI," paparnya.

Baca Juga: Hati-Hati DBD di Kota Tasikmalaya Meningkat hingga 657 Kasus

Peristiwa melonjaknya kasus DBD dipengaruhi fenomena cuaca El Nino yang membawa kondisi suhu kering di Indonesia.

Pada musim kemarau, ketika suhu kering dan panas. Nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan akar dari penyebab kasus DBD menjadi lebih agresif.

Dilaporkan, frekuensi gigitan nyamuk tersebut dapat meningkat sebanyak tiga sampai lima kali dalam keadaan normal.

Menanggapi meningkatnya kasus DBD, Kementerian Kesehatan Indonesia menghimbau masyarakat untuk menerapkan metode pencegahan dengan hidup bersih 3M.

3M yang dimaksud meliputi polah menjaga kebersihan lingkungan dengan membatasi tempat nyamuk berkembang biak. Seperti dengan melakukan pendekatan menguras menutup dan memanfaatkan.

1. Menguras

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: kemenkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x