Puasa 1 Muharram Tidak Dianjurkan Buya Yahya

- 9 Agustus 2021, 12:09 WIB
Ilustrasi tahun baru Islam 1443 H.
Ilustrasi tahun baru Islam 1443 H. /Pixabay/Free-Photos

PRIANGANTIMURNEWS-Muharram adalah salah satu bulan istimewa dalam kalender Islam. Tak heran, ada sejumlah amalan dianjurkan pada bulan tersebut.

Namun begitu, di antara amalan-amalan yang umum dilakukan umat Islam, ada sejumlah amalan yang tidak dianjurkan karena tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Buya Yahya mencontohkan, penggabungan puasa 30 Zulhijah dan 1 Muharram bukan merupakan sunnah Rosulullah SAW.

"Puasa di akhir tahun dan awal tahun, ini jelas bohong riwayat semacam ini. Awal dan akhir tahun itu ada di zaman Khalifah Umar bin Khatab (bukan sunah Nabi)," ujar Buya Yahya pada salah satu ceramahnya yang diunggah kanal Al-Bahjah TV, 1 September 2019.

Buya Yahya membenarkan, bulan Muharram merupakan salah satu bulan terbaik dalam Islam, sebagaimana hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim berbunyi:

اَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Yang berarti, "Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah yaitu, Muharram."

Baca Juga: Doa Terbebas dari Jeratan Hutang yang Dianjurkan Ustadz Adi Hidayat

Adapun Rosulullah SAW, menurut Buya Yahya, berpuasa pada 10 Muharram. Karena pada 10 Muharram umat Yahudi juga berpuasa, Rosulullah menganjurkan untuk menambah puasa pada 9 Muharram.

Tanggal 10 Muharram, menurut Buya Yahya merupakan hari Asyura yang memiliki kedudukan penting dalam Islam.

Ia melanjutkan, kalau pun ingin melakukan amalan-amalan lain di luar itu, seperti membaca yasin atau menulis kalimat Bismillahirohmanirrahim dalam jumlah tertentu, cukup dianjurkan sebagai kebaikan tanpa perlu menisbatkan Nabi.

"Kalau mengatakan kata Rosulullah itu gak boleh," ujar pengasuh Ponpes Al-Bahjah Cirebon tersebut.

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x