Kebiasaan Santri Bertukar Pakaian Berpotensi Menyebarkan Bakteri

- 2 April 2022, 04:40 WIB
Pimpinan ICSD Deni Rusyniadi menyebut, untuk menjaga kesehatan lingkungan perlu adanya kesadaran semua pihak
Pimpinan ICSD Deni Rusyniadi menyebut, untuk menjaga kesehatan lingkungan perlu adanya kesadaran semua pihak /Edi Mulyana/PrianganTimur

PRIANGANTIMURNEWS - Menyikapi berbagai kesehatan lingkungan masyarakat dan juga lingkungan Pondok Pesantren di Jawa Barat termasuk di wilayah Priangan Timur, Pimpinan ICSD Deni Rusyniadi menyebut, perlu adanya kesadaran semua pihak.

Kesehatan di lingkungan masyarakat termasuk di lingkungan ponpes harus menjadi perhatian semua pihak salah satunya mengenai kebiasaan perilaku santri pada umumnya suka bertukarr pakaian. Ganti ganti pakaian yang beresiko terhadap penularan penyakit skabies.

"Karena kesehatan setiap santri itu berbeda beda kondisi nya, jika saling tukar maka punya potensi untuk berpindah penyakit dari santri ke santri lainnya."kata Deni kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com saat .unggahan di salah satu Rumah Makan di Jl Gubernur Suwaka Jumat 1 April 2022.

Baca Juga:  Lima Tanda Tubuhmu Penuh Dengan Racun

Selain itu permasalahan yang ditemukan di santri kebiasaan kesehatan pribadi, bisanya santri kalo mandi suka seingat nya, padahal mandi itu harusnya 2 kali dalam sehari, karena keringat itu membawa bakteri, jadi harus bersih. Seharusnya mandi itu setelah bangun pagi.

"Kebiasaan santeri biasanya makan kurang memenuhi aspek nutrisi. Zaman dahulu santri itu kalo makan apa adanya dan seadanya. Kadang makan itu hanya ditemani garam dan lain lain, sangat kurang nutrisi. Sedangkan santri dituntut untuk belajar secara keras, jika nutrisi nya kurang maka daya tahan tubuh dan daya ingat berpikir nya bisa lemah.'ujarnya.

Lanjutnya, maka santri itu harus punya asupan nutrisi yang cukup bagus. Jika nutrisi bagus maka dia bisa mudah menghapal dan tidak mudah mengantuk. Indikator orang yang suka mengantuk adalah orang yang kekurangan gizi dan umur.

Terus kebiasaan mengelola lingkungan, biasanya santri di berbagai daerah, untuk ngambil air minum itu dari sungai. Apalagi cuci piring dan mencuci baju juga disana, hal serupa ini terjadi di Kota Tasikmalaya salah satunya di pesantren.

Baca Juga: Mengubah Minyak Goreng Curah jadi Kemasan, Wanita Muda di Murung Raya Diringkus Polisi 

Padahal air di sungai itu punya potensi cemaran bakteri. berasal dari limbah, baik dari limbah domestik yang harus dibuang lewat sefip tank. Apalagi kalo perumahan itu harusnya septi tank komunal bukan individual. Jadi septi tank komunal itu satu septi tank tempat buang limbah domestik bisa di tampung dalam satu area dari seluruh perumahan yang ada.

Halaman:

Editor: Muh Romli


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x