Memperingati Hari Kanker Sedunia, Kenali Deteksi dan Penyebab Kanker Paru-paru

4 Februari 2021, 20:02 WIB
Ilustrasi Paru-paru /Pixabay/
PRIANGANTIMURNEWS- Hari Kanker sedunia bertepatan pada 4 Februari. Untuk mengingat pentingnya menjaga kesehatan dan meningkatkan gaya hidup sehat.
 
Pakar kesehatan menegaskan bahwa, pola hidup tak sehat bisa juga sebabkan awal munculnya kanker.
 
Kasum Supriadi selakuDokter spesialis paru di RS Premier Jatinegara menjelaskan, pada umumnya kanker paru bisa disebabkan pola hidup tak sehat seperti, kebiasaan merokok, junk food, mengonsumsi alkohol dan berat badan berlebihan.
 
Baca Juga: Dedi Mulyadi : Yang Berdosa Pada Petani Itu Kita, Dulu Kita Ubah Pertanian Organik Menjadi Pestisida
 
Selain itu tambahnya, terjadi perubahan gen atau mutasi DNA mengenai faktor keturunan harus patut diwaspadai.
 
Menurut Kasum, jika ada anggota keluarga Anda terdiagnosis kanker paru, maka sebaiknya anggota kelarga lain menjalani pemeriksaan dini dan berkala untuk mendeteksi gejala kanker sedini mungkin. Dikutip dari Antara, 'Hari kanker sedunia, kenali penyebab dan deteksi kanker paru'
 
"Ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru," ujar dia dalam siaran persnya, ditulis Kamis.
 
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Kita Diskusi dengan Presiden dan 5 Gubernur Soal Penanganan Covid-19
 
Kasum mengatakan, diagnosis kanker paru salah satunya jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada pada saluran pernapasan, parenkim paru atau pada pembungkus paru.
 
"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai,” kata dia.
 
Apabila diagnosis sudah tegak, Kasum menyarankan agar keluarga memastikan suplai oksigen pasien dengan memantau tanda vital pernapasan, tensi, suhu, nadi dan saturasi oksigen.
 
Baca Juga: Info Lomba: Longsor Hadiah Video Challenge Cerita Cinta Total Hadiah 10 Juta Rupiah
 
Apabila terlihat perubahan yang menurun maka segera konsultasikan ke dokter untuk menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak.
 
Kasum menyebutkan, pasien kanker paru stadium 4 memiliki angka progresifitas atau stadium lanjut yang cepat. Mereka ini rata-rata dilaporkan meninggal dunia dalam jangka waktu kurang dari enam bulan karena faktor infeksi.
 
Demi mencegah progresifitas sekaligus menurunkan prevalensi kanker paru, dia mengajak masyarakat meningkatkan literasi kesehatan soal kanker paru mencakup mengetahui gejala walaupun tidak semua kanker menunjukkan gejala dini, tahapan penyembuhan hingga cara memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhannya.
 
Baca Juga: Gubernur Ganjar Pranowo Keluarkan Kebijakan Baru, Candi Borobudur Tutup dari 6 Sampai 7 Februari 2021
 
Di sisi lain, Health Claim Senior Manager Sequis, dr. Yosef Fransiscus mengajak masyarakat melakukan gaya hidup sehat setiap hari sebagai upaya melawan kanker.
 
“Kita dapat meraih hari esok jika fisik dan finansial kita sehat. Untuk itu, sangat baik jika kita mulai melakukan gaya hidup sehat, yaitu memperbaiki asupan dengan yang bergizi dan rutin berolahraga. Perlu juga menyeimbangkan waktu antara bekerja dan beristirahat serta memiliki pola pikir yang positif dan terbuka,” ujar Yosef.
 
Dia juga menyarankan Anda melengkapi diri dengan asuransi kesehatan sebagai bagian dari perlindungan finansial agar tetap sehat. Asuransi ini, kata dia, bisa berperan untuk mengganti biaya pengobatan yang nilainya sesuai perjanjian yang tercantum pada polis.
 
Baca Juga: Ketua Gapensi Agus: Pekerja Kontruksi Perlu Dilindungi Oleh BPJS Ketenagakerjaan
 
Di Indonesia, data Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) tahun 2018 melaporkan sekitar 26.069 orang meninggal karena kanker paru setiap tahunnya, dengan 30.023 kasus baru. Angka ini tertinggi atau mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya.***
Editor: Agus Kusnadi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler