PRIANGANTIMURNEWS – Deolipa Yumara mantan kuasa hukum Bharada E menyebutkan sehari sebelum pembunuhan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi.
Adapun kronologi versi dari Deolipa Yumara yang kemungkinan sangat linear dari keterangan FS yang terbaru pada saat dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka.
Pertama, Bharada E atau Richard sehari sebelum kejadian, Richard dan Ricky disuruh antar makanan ke anaknya yang sekolah di Taruna Nusantara ketika di sana jam 5 atau 6 sore.
Baca Juga: Info Barcelona: Lagi-lagi dari Arsenal, Siapa Lagi yang Akan Gabung ke Camp Nou?
Diteleponlah Bharada E oleh ibu P sembari menangis dan menanyakan dimana Ricky kemudian menyuruh Ricky pulang segera.
Sampai di rumah ada om kuat pengawal pribadi dan sudah marah-marah sedangkan Brigadir J berada di bawah.
Om Kuat adalah kepercayaan dari FS dan loyalitasnya begitu kuat sehingga dia pun berani marah-marah dengan istri FS artinya dia sudah punya alasan yang sangat kuat mendapatkan kepercayaan dari majikannya yakni FS.
Baca Juga: Makin Seru, Pesulap Merah Dilaporkan Persatuan Dukun Indonesia Polisi
Kemudian Richard atau Bharada E dan Brigadir J tidur bersama di satu kamar dan paginya mereka berangkat ke Jakarta.
Ini menunjukkan bahwa Bharada E dan Brigadir J sangat dekat satu sama lain untuk urusan antara teman-teman kerjanya.
Dan diketahui kemungkinan bahwa FS mengatakan dia melakukan perencanaan pembunuhan bersama Bharada E dan Ricky.
Sedangkan Bharada E mengatakan lewat pengacaranya dia tidak tahu apa yang menjadi motif sebenarnya.
Baca Juga: Hasil MPL Season 10, RRQ Hoshi VS Geek Fam, Lemon Tak Main
Kemungkinan ini adalah sebuah pelajaran yang mau diberikan kepada Bharada E dan juga Brigadir J atau ke orang lainnya.
Pertama tujuannya adalah menghabisi Brigadir J, kedua tujuannya adalah memberikan pelajaran kepada Bharada E atau ke ajudan lainnya.
Lantas kenapa Brigadir J dihabisi oleh Bharada E?
Jawabannya kemungkinan agar sakitnya menjadi double karena Bharada E adalah teman sekamar Brigadir J di lingkungan para ajudan tersebut supaya sama-sama merasakan pedih yang luar biasa.***