Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh Pada Saat G30S PKI? Ini Faktanya!

24 September 2022, 10:24 WIB
Potret Jenderal Soeharto Saat Masih G30S PKI /Instagram @cendana.archives/

PRIANGANTIMURNEWS - Mengapa Soeharto tidak diculik dan dibunuh PKI peristiwa Gerakan 30 September G30S masih menyimpan teka-teki hingga hari ini salah satunya menyangkut peran presiden kedua RI Soeharto.

Diantara berbagai teori tentang dalang G30S ada yang meyakini Soeharto lah yang sebenarnya berada dibalik peristiwa G30S dan pembantaian ratusan ribu orang yang menyusulnya.

Teori ini didukung sebuah pertanyaan sederhana Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya.

Perlu dipahami dulu keadaan politik yang melatarbelakangi peristiwa G30S Kenapa G30S terjadi selama puluhan tahun pemerintah Orde Baru dan sekolah mengajarkan peristiwa G30S adalah ulah Partai Komunis Indonesia PKI.

Baca Juga: PENYIKSAAN MENGERIKAN! Trauma Seumur Hidup Sulemi Mantan Prajurit Cakrabirawa!

Dikutip priangantimurnews.com dari Youtube Matahati Pemuda, faktanya penculikan dan pembunuhan para Jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI peristiwa G30S dipicu dari kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok Jenderal atau dewan Jenderal yang hendak mengkudeta Presiden Soekarno.

Dalam kematian DN Aidit dan kejatuhan PKI menulis PKI mendapat informasi ini dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI saat itu terbelah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Ada sebagian kecil yang Simpati terhadap PKI PKI adalah salah satu partai penguasa saat itu kader-kadernya duduki kursi dewan dan kursi pejabat berikutnya adalah faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI ada yang setia terhadap Soekarno dan ada yang tidak.

Baca Juga: KASUS SUBANG: Mengejutkan! Sidik Jari Yoris Sengaja Dihapus Pelaku Pembunuhan!

Inilah diyakini dewan Jenderal, Berkaca setelah perang dunia 2 berakhir pada 1945 negara-negara pemenang saling bersaing memperebutkan pengaruh persaingan yang dikenal dengan perang dingin ini membelah dunia menjadi dua ada Uni Soviet dengan paham komunisnya dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisme.

Di tahun 1960-an Soekarno dan PKI condong ke Uni Soviet dan anti-barat nah dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno di atas dasar keyakinan ini para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta ada Kolonel Abdul Latif.

Kodam Jaya Letkol Untung komandan Batalyon Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa dan Mayor Sujono komandan resimen pasukan pertahanan pangkalan di Halim mereka didukung oleh Sam kamaruzaman Kepala Biro khusus PKI yang merupakan badan intelijen PKI.

Daftar Jenderal yang jadi sasaran disusun oleh siang bersama para perwira militer mereka berencana menculik para Jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno belakangan rencana ini gagal total persiapan tidak dilakukan dengan matang para Jenderal malah dibunuh.

Baca Juga: Jadwal Persib vs Persija Dimajukan! Umuh Muchtar Siap Berikan Bonus, Luis Milla TIngkatkan Strategi!

Gimana Soeharto dalam kesaksiannya kepada Mahkamah Militer Latif membeberkan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno maka tidak kami jadikan sasaran kata Latief.

Seperti dikutip dari buku gerakan 30 September pelaku pahlawan tak cuma itu Latif bahkan melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai panglima komando strategis angkatan darat.

Langkah ini dilakukan Latif setelah laporannya tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusuma dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basuki Rachmat Latief mengaku Sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh dewan Jenderal.

Menurut Latif Soeharto hanya ia mendengar informasi itu bahkan Di Malam 30 September 1965 Soeharto mengabaikan Latif yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Baca Juga: Timnas Indonesia Dituntut Bungkam Curacao, Resmi Rodney Goncalves Latih Barito Putera

Soeharto sendiri mengakui ia bertemu dengan Latif menjelang peristiwa G30S namun ia memberikan kesaksian yang berganti-ganti, pada 19 Juli 1970 Soeharto mengaku ditemui di RS PHD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto Tengah menjaga anak bungsunya Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sop panas namun katanya Latief tidak memberi informasi apa-apa malah akan membunuhnya saat itu juga.

Dia justru akan membunuh saya tapi karena saya berada di tempat umum Dia mengurungkan niat jahatnya itu kata Soeharto namun dalam otobiografinya Soeharto pikiran ucapan dan tindakan saya 1988 Suharto mengaku hanya melihat latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Soeharto menjadi pahlawan setelah peristiwa G30S suasana memanas PKI dianggap sebagai dalang Presiden Soekarno juga tak melakukan apa-apa.

Baca Juga: JANGAN BUBARKAN PKI! Inilah Alasan Kenapa Presiden Soekarno Menolak Membubarkan PKI!

Masyarakat sipil mahasiswa dibantu tentara menggelar berbagai demonstrasi besar-besaran menuntut PKI dibubarkan ekonomi diperbaiki di puncaknya pada 11 Maret 1966.

Soeharto yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Darat meminta Soekarno memberikan kuasa untuk mengatasi keadaan permintaan yang dikenal dengan Supersemar Surat Perintah Sebelas Maret itu membuka jalan bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno.

Soeharto muncul sebagai pahlawan ia menumpas PKI dan menjadi presiden kekejaman yang sesungguhnya terjadi belakangan setidaknya 500.000 orang yang dituduh PKI atau simpatisannya dihabisi di berbagai penjuru Indonesia,

yang lebih beruntung berakhir dipenjara puluhan tahun seperti Latif yang Merasa dikhianati oleh Soeharto Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para Jenderal tersebut.

Baca Juga: Dikira Menggebrak Italia Ternyata Degradasi Serie B! Kronologi Como Yang Bermain di Bawah Harapan

Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto atau justru Jenderal Soeharto yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa kata Latief.

Dalam kesaksiannya nyatanya sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan sebaliknya setelah peristiwa G30S PKI meletus.

Selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa mereka bertiga Soeharto, Umar dan Basuki Rahmat.

Baca Juga: Inilah Sosok Dani Van Den Heuvel Kiper Leeds United, Pesaing Cahya Supriyadi di Timnas Indonesia U20

Kemudian malahan bersama-sama menggulingkan memberikan bersih Soekarno ujar Latif.***

Berita Seputar G30S PKI bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: Youtube Matahati Pemuda

Tags

Terkini

Terpopuler