Awasi Penggunaan Headphone Pada Anak! Berdampak Negatif Akibat Paparan Kebisingan

29 Februari 2024, 06:37 WIB
Ilustrasi anak yang mendengarkan musik melalui headphone/Pixabay// /

 

PRIANGANTIMURNEWS - Meskipun kesadaran terhadap dampak suara keras pada kesehatan anak-anak seringkali tinggi, penggunaan headphone dan earbud membawa tantangan tersendiri bagi orang tua dalam mengawasi tingkat kebisingan yang diterima oleh anak-anak mereka.

Hasil dari survei nasional terbaru menunjukkan bahwa orang tua perlu memahami risiko kesehatan potensial terkait dengan penggunaan perangkat audio pada anak-anak, mengingat temuan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemanfaatannya di golongan anak-anak.

Menurut Survei Nasional Kesehatan Anak-anak C.S. Mott di Rumah Sakit Anak Universitas Michigan, 2 dari 3 orang tua melaporkan bahwa anak-anak mereka menggunakan headphone ataupun earbud.

Baca Juga: Ahli Gizi: Durian Tidak Mengandung Kolesterol, Tetap Hati-Hati Buat Kalian Yang Obesitas

Dari anak-anak yang menggunakan perangkat audio tersebut, 16 persen menghabiskan waktu setidaknya dua jam per hari menggunakan headphone atau earbud, sementara 24 persen mendengarkannya selama satu sampai 2 jam.

Dr. Susan Woolford, Co-Director Mott poll, pada Selasa 27 Februari 2024, mengungkapkan kekhawatiran terkait tren ini, menyatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, perhatian utama lebih kepada remaja, namun earbud kini semakin populer di kalangan anak-anak usia muda, yang berisiko terpapar kebisingan lebih intens secara teratur.

Sejarah risiko paparan kebisingan pada anak-anak biasanya terkait dengan peristiwa kebisingan tunggal semisal konser ataupun kembang api, namun para orang tua seringkali kurang menyadari potensi bahaya yang mungkin timbul dari penggunaan berlebihan perangkat untuk mendengarkan.

Baca Juga: Rekonstruksi Tewasnya Pelajar di Pacitan, Berlangsung di Rumah Korban, 28 Adegan Berjalan Lancar

Identifikasi apakah paparan kebisingan yang dialami anak-anak mereka sehat atau tidak bisa menjadi tugas sulit, demikian peringatan yang disampaikan oleh Woolford.

Hasil survei menunjukkan bahwa setengah dari orang tua mencoba membatasi waktu penggunaan perangkat audio anak-anak mereka, menerapkan strategi seperti memberikan anak waktu istirahat atau mengatur durasi penggunaan.

Para peneliti juga mengingatkan tentang dampak negatif pada kesehatan yang dapat terjadi akibat paparan kebisingan, dan risiko gangguan tidur, peningkatan tingkat stres, serta berpotensi rusaknya pendengaran.

"Paparan kebisingan pada anak-anak dapat berdampak pada kualitas tidur, pencapaian akademis, tingkat stres, perkembangan bahasa, bahkan pada tekanan darah.

Baca Juga: Polres Tasikmalaya Periksa Korban Oplosan Miras Yang Selamat dan Terus di Dalami

Pada tingkat yang ekstrem, paparan kebisingan akan menyebabkan kerusakan pendengaran yang bersifat permanen, bersama dengan dampak kesehatan negatif lainnya.

Ketika mempertimbangkan ukuran saluran telinga anak-anak yang jauh lebih kecil daripada orang dewasa, tingkat suara yang mereka terima menjadi lebih intens, meningkatkan kerentanan mereka terhadap potensi kerusakan akibat kebisingan.

Menurut laporan dari Survei Nasional Kesehatan Anak-anak, penyebaran perangkat pendengar pribadi, terutama yang ditujukan untuk anak-anak kecil, dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang tidak dapat dicegah.

Para peneliti mengungkapkan bahwa pendengaran anak-anak dapat terpengaruh oleh kedua volume dan durasi paparan kebisingan. Suara dengan intensitas di atas 120 desibel akan menyebabkan kerusakan instan, tetapi bahaya juga ada pada kebisingan melebihi 70 desibel yang dapat merusak pendengaran melalui paparan yang berkepanjangan.

Baca Juga: Nyurabi Sambil Kongres! Ngawangkong Sampe Beres, 4 Rekomendasi Tempat Hidangan Surabi di Tasikmalaya

Sebagai solusi sederhana, orang tua disarankan untuk menguji tingkat desibel perangkat audio anak dengan bicara menggunakan suara yang normal dari jarak pendek. Bilamana anak tidak dapat mendengar, menunjukkan bahwa volume terlalu tinggi.

Oleh karena itu, para peneliti merekomendasikan kehati-hatian orang tua ketika memberikan perangkat audio kepada anak-anak.

Penting untuk memeriksa informasi tentang batasan volume pada kemasan perangkat dan menghindari produk dengan penekanan pada tingkat suara tinggi, bahkan jika produk diiklankan sebagai 'Aman untuk Anak'.

Beberapa perangkat mungkin tidak membatasi volume sampai 75 desibel, seperti yang direkomendasikan.

Terakhir, walaupun perangkat pembatal kebisingan dapat membantu mengontrol volume, disarankan untuk tidak menggunakannya selama kegiatan yang memerlukan kesadaran lingkungan, seperti halnya berjalan ataupun naik sepeda.***

Editor: Rahmawati Huda

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler