Suasana Ramadhan di Turki, Santap Sahur Dengan Menu Indonesia Sebagai Pengobat Rindu Tanah Air!

14 Maret 2024, 07:30 WIB
Fawwaz Syafiq Rizqullah mahasiswa Ankara University asal Indonesia berfoto dengan latar belakang Hagia Sophia sebuah Masjid di Istambul yang merupakan salah satu bangunan ikonik di Turki yang menyimpan sejarah panjang/Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN. /

 

PRIANGANTIMURNEWS - Meski berada di belahan dunia lain, menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan tetap dijalani dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh.

Itulah yang dialami oleh Fawwaz Syafiq Rizqullah seorang mahasiswa Pascasarjana Ankara University Turki.
Syafiq sudah tiga tahun menimba ilmu di negeri berjuluk Bumi Bisyarah Nabi Muhammad ini.

Melalui pesan elektronik kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com, Syafiq menceritakan suasana Ramadhan di Turki pada Rabu, 13 Maret 2024.

Baca Juga: Hal Penting Harus Diperhatikan Dari Shalat Tarawih, Dikerjakan Berjamaah Bisa Juga di Rumah

Melakukan ibadah puasa jauh dari keluarga di Indonesia tentu mengundang kerinduan yang mendalam bagi Syafiq. Tetapi hal tersebut disiasati dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memasak makanan menu Indonesia ketika santap sahur.

“Untuk mengobati rindu Tanah Air dan keluarga, saat santap sahur biasanya kami di apartemen memasak masakan Indonesia. Kami makan sahur dengan tiga atau empat orang teman pelajar yang juga berasal dari Indonesia,” ujar Syafiq.

Kata Syafiq, untuk berbuka puasa sendiri di Turki banyak sekali tempat untuk berbuka puasa yang disediakan oleh Pemerintah Turki.

Baca Juga: Di Culamega Tiga Pelajar SD Pakai Motor Terjun Hantam Atap Rumah

"Untuk berbuka puasa disini banyak sekali tempat-tempat yang menyediakan hidangan berbuka puasa yang disediakan oleh Pemerintah Turki. Di tiap wilayah ( kalau di Indonesia semacam wilayah Kecamatan)
banyak tersedia hidangan makanan dan minuman khas Turki," lanjut pemuda asal Penajam Paser Utara atau kini IKN ini.

Mahasiswa Pascasarjana Ankara University jurusan Hubungan Internasional ini mengaku dirinya dan rekan mahasiswa Indonesia lainnya merasa senang karena saat berbuka bisa menikmati makanan dan minuman khas Negeri yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini.

"Bisa menikmati hidangan berbuka puasa dengan menu khas Turki, sesuatu banget," kata Syafiq.

Baca Juga: Warga Bakar Kantor Resort Kehutanan di Suoh, Gegara Konflik Dengan Harimau Tak Direspon

Untuk tradisi Ngabuburit seperti halnya yang lazim dilakukan masyarakat Muslim Indonesia dalam menunggu waktu berbuka puasa, kata Syafiq tradisi ngabuburit  dilakukan dengan cara mengadakan pengajian.

"Untuk menunggu tibanya waktu berbuka puasa, kami mengadakan kegiatan pengajian atau tausiyah. Karena di Turki sendiri tidak ada tradisi ngabuburit seperti di Indonesia," lanjutnya.

Untuk sholat tarawih, masih kata Syafiq di Turki di dilaksanakan dengan 23 raka'at. Uniknya tiap raka'at dari sholat tarawih tersebut imam membacakan surat Al Qur'an hanya satu ayat.

Baca Juga: Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu, Akibat Hantaman Ombak, 10 Warga Asing Jadi Korban

"Ciri khas sholat tarawih di sini dilaksanakan dalam 23 raka'at dan setiap raka'at, imam hanya membacakan satu ayat Al Qur'an. Tapi tetap sholat tarawih dilakukan dengan tumakninah," ucap Syafiq yang juga mantan Ketua Perhimpunan Pelajaran Indonesia ( PPI ) Turki masa bakti 2023-2024 ini.

Untuk kegiatan di KBRI kata Syafiq selalu diadakan acara buka puasa bersama untuk masyarakat Indonesia yang tinggal di Turki. Acara ini juga sekaligus sebagai pengobat rindu kepada keluarga di Tanah Air. Karena bisa bertemu sesama warga negara Indonesia.

Masih lewat pesan elektroniknya, Syafiq juga menyampaikan bahwa durasi waktu berpuasa di Turki lebih lama dari pada di Indonesia.

"Waktu berpuasa di Turki lumayan cukup panjang. Lebih panjang satu jam dibandingkan dengan puasa di Indonesia. Puasa di Turki kurang lebih 14 jam. Tetapi cuaca di Turki masih cukup dingin jadi tidak terlalu terasa berat dan tidak terlalu dahaga," ucap Syafiq.

Baca Juga: Satu Keluarga 4 Orang Lakukan Bunuh Diri, Loncat Dari Lantai 22 Apartemen di Jakarta

Diakhir pesan suara elektroniknya, Syafiq dengan sedikit terbata-bata mengaku sedikit sedih berpuasa jauh dari keluarga.

"Berpuasa di luar negeri ada sedikit sedih tapi menyenangkan. Sedihnya karena saya tidak bisa merasakan kenikmatan masakan orang tua nun jauh di Tanah Air," ujar Syafiq haru.

"Sementara senangnya, saya bisa belajar budaya baru, ketemu keluarga baru. Baik orang Indonesia yang ada di Turki maupun orang-orang Turki sendiri yang sangat baik terhadap orang Indonesia. Semoga tahun depan saya bisa kembali menjalankan ibadah puasa bareng keluarga di Penajam Paser Utara atau IKN," pungkas Syafiq.

Ramadhan yang penuh berkah membawa keberkahan juga buat Fawwaz Syafiq Rizqullah. Walau jauh di negeri orang, Syafiq tetap semangat menjalankan ibadah puasa yang pada bulan nan suci ini segala amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.***

Editor: Rahmawati Huda

Tags

Terkini

Terpopuler