Pulau Jawa Akan Tenggelam? 16 Tahun Berlalu Kenapa Semburan Lumpur Lapindo Belum Berhenti? 

- 24 Februari 2022, 14:15 WIB
   Pusat Semburan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo 
 Pusat Semburan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo  /Instagram @hendrasonie/

 

 
PRIANGANTIMURNEWS - Lumpur Lapindo adalah semburan lumpur terbesar dan paling destruktif di dunia lebur kini masih menyembur hingga 16 tahun lebih sejak pertama kali di tahun 2006 dan belum berhenti.
 
Sebagaimana dilansir priangantimurnews.com dari youtube Aliqul Channel, Lumpur Lapindo disebut-sebut masih akan terus menyembur hingga beberapa tahun ke depan, dan secara dramatis ada yang mengatakan hingga akhir zaman atau sampai bumi ini hancur.
 
Lantas Inikah yang dimaksud dalam ramalan Jayabaya Jawa terbelah dua ada apa dan bagaimana bumi memuntahkan lumpur begitu dahsyatnya selama bertahun-tahun.
 
 
Misteri mengenai Jawa terbelah dua rasanya sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat yang tinggal di tanah Jawa, banyak yang percaya akan hal ini.
 
Dengan letusan gunung gunung berapi di tanah Jawa yang kelak akan membelah pulau Jawa, bahkan misteri semburan Lumpur Lapindo juga menjadi tanda tanya besar pemicu pulau Jawa yang akan terbelah menjadi 2 bagian.
 
Ramalan Jayabaya yang bersihkan syair-syair ini hingga saat ini masih menyimpan banyak misteri, di kalangan masyarakat ramalan Jayabaya masih banyak diperbincangkan oleh masyarakat di Indonesia.
 
 
Sampai Saman mutiara ini diketahui bahwa Jayabaya banyak mengisahkan ramalan-ramalan masa depan yang akan menimpa nusantara salah satunya terdapat sebuah ramalan mengenai mitos Pulau Jawa yang akan terbelah dua.
 
Ramalan Jayabaya atau sering sebut jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya Raja Kerajaan Kediri.
 
Ramalan Jayabaya adalah ramalan tentang keadaan Nusantara di masa akan datang penuh bencana.
 
Gunung gunung akan bumi berguncang laut dan sungai akan meluap ini akan muncul di masa penuh penderitaan.
 
Apakah mungkin ramalan Jayabaya kini menjawab misteri besar semburan Lumpur Lapindo yang mungkin bisa membelah pulau Jawa lantas Seperti apakah sejarah lumpur Lapindo itu sendiri ini.
 
 
Bermula di tahun 2006 saat Lapindo Brantas perusahaan milik grup Bakrie melakukan pengeboran sumur dipancar Panji sumur eksplorasi kasti Kecamatan Porong Sidoarjo Jawa Timur.
 
Sumber ini Rencananya akan menembus kedalaman 8500 kaki atau 2590 meter untuk mencapai formasi Kujung target utama pencarian yang sesuai prosedur pengeboran yang telah sepakati, sumur harus dipasang selubung bor atau casing dengan ukuran berbeda-beda sesuai tingkat kedalaman.
 
Casing ini berfungsi untuk mencegah hilangnya lumpur dalam formasi atau mengalami kebocoran Sumur ukuran 30 2013 dan sembilan inci Rencananya akan dipasang masing-masing di kedalaman 344 726 1091 meter dan pada kedalaman batas atau sesuai rencana awal tersebut.
 
Sejak awal Lapindo dicurigai mengebor hanya menggunakan skema prediksi pada zona yang tidak ada, zona yang tidak ada formasi Kujung alhasil mereka terus menggali melebih plaining awal dan merencanakan pemasangan casing batas dilakukan setelah menyentuh target.
 
 
Hasilnya pengeboran dari kedalaman 3580 Kaki kesebar 297 kaki dilakukan tanpa pemasangan casing, sembilan inci target tak kunjung tersentuh formasi sumur pecah mencapai pesona bertekanan tinggi.
 
Lumpur pun meluap tak terkendali terhitung mulai tanggal 29 Mei 2006 dampaknya hingga kini 16 desa di Kecamatan tenggelam.
 
Kemudian 25.000 orang mengungsi 8200 warga Dievakuasi, 10420 6 rumah kulian, 77000 rumah ibadah tergenang, 600 hektar lahan terendam dan sekitar Tigapuluh tahun pikir hancur membuat sebanyak 1873 pekerja kehilangan pekerjaannya.
 
Total Kerugian ditaksir hingga lebih Triliun rupiah yang ditanggung Lapindo Brantas dan sisanya ditalangi oleh pemerintah, berdalih gempa Jogjakartalah penyebabnya setelah itu terjadi dua hari sebelum luapan lumpur.
 
Hal ini lantas memicu perdebatan 90 ahli geologi seluruh dunia yang terkumpul di Afrika Selatan pada tanggal 31 okt 2008 lalu.
 
Laporan yang diterbitkan Life science menunjukkan sebagian besar pakar memastikan bahwa faktor utama luapan ini adalah kesalahan prosedur pengeboran di Indonesia.
 
 
Jika prosedur pengeboran adalah pemicu semburan lumpur ini maka pihak Lapindo Brantas harus bertanggungjawab dan jika gempa penyebabnya pemerintahlah wajib menalangi kerugian warga.
 
Lalu solusi apa yang harus dihadirkan solusi pertama yang terpikirkan tentu saja ganti rugi tapi hingga tahun 2019 masih banyak warga yang mengadu yang tidak mendapatkan apa-apa.
 
Sementara itu tanggul penahan lumpur dibangun setinggi 10 m dan akan terus ditinggikan luas kolam penampungan sekitar 640 hektar dengan kapasitas 6 juta M3 yang pada tahun 2017 telah terisi 50 juta M3.
 
Namun pada tahun 2018 panggung yang berada dititik 67 Desa gempolsari ambles sedalam lima meter karena tidak kuat menahan semburan terus-menerus dengan volume capai Rp70.000 M3 per harinya,
 
 
bawah kali Porong yang berhulu dan Mojokerto dan bermuara ke Selat Jawa ditetapkan Senja di tempat alternatif penyimpanan lumpur yang nantinya akan diteruskan ke laut.
 
Mengenai solusi direktur walhi Jatim registan toh menyatakan bahwa ganti rugi direduksi sebatas jual beli tanah dan bangunan yang mengabaikan hilangnya hak-hak lain digrasi kondisi lingkungan seperti kontaminasi logam berat dari kandungan Lumpur panas di sumur.
 
Warga di lain pihak menghabiskan dana triliunan rupiah beragam skenario penghentian dihentikan namun bumi terus memuntahkan lumpurnya ini yang jadi soal mengapa hal ini masih bisa terjadi.
 
 
Pakar geologi Jepang gemsmore menyatakan tidak bisa memastikan kapan lumpur ini terhenti usaha untuk untuk lubang lumpur dengan berapa ton pun tidak berguna khawatirnya bola akan terpental karena tekanan yang tinggi.
 
Sementara ahli Suzuki Indonesia memperkirakan sempuran akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, karena belum diketahui Berapa besar volume lumpur yang Terendap di bawah tanah.
 
Bahwa malah pernah ditemukan lumpur purba di antara sembilan kroto semburan lumpur itu laporan riset dan analisa pakar geologi dunia yang diterbitkan oleh larsen's.
 
 
Tunjukkan adanya terusan yang menyuplai semburan lumpur dari Kompleks vulkanik ercolina, terus Anin terhubung melalui jaringan yang tretan 6 KM di bawah permukaan tanah cairan hidrotermal dari Kompleks vulkanik ini menembus sedimen Lapindo dan memicu reaksi yang masih menghasilkan tekanan tinggi secara terus-menerus.
 
 Inilah yang membuat semburan tidak berhenti dalam waktu dekat, diprediksi hingga 20-27 tahun namun belum pasti bisa jadi agen terus tersembur sampai lumpur bumi habis.
 
Mari kita Sederhanakan pertama volume lumpur di bawah sangat tidak diketahui Sebesar apa, kedua kesalahan pengeboran membuat sumur bocor.
 
Ketiga ada terusan imbangi menyuplai lumpur dari Kompleks vulkanik, keempat zona bertekanan tinggi tersentuh hasilnya lumpur terus tersembur ke atas sampai disitu kita akan menggelar nafas.
 
 
Ketiga ada terusan imbangi menyuplai lumpur dari Kompleks vulkanik, keempat zona bertekanan tinggi tersentuh hasilnya lumpur terus tersembur ke atas sampai disitu kita akan menggelar nafas.
 
 Sekarang mari Tarik nafas kembali karena Malangnya kontrak kerja Lapindo Brantas untuk pengelolaan migas yang seharusnya berakhir pada 22 April 2022 lalu pada tahun 2014 resmi diperpanjang oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun 2040.
 
Ironis asal-asalan dalam beroperasi hingga mengabaikan ruang hidup tapi masih diberikan kesempatan Lumpur Lapindo hanya menambah catatan kelam industrialisasi itulah tadi sederet ulasan jawaban Mengapa Lumpur Lapindo yang tidak berhenti hingga saat ini.***
 

Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube Aliqul Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x