Presiden Jokowi Murka? Sudah Tiga Kali Minta Penyidik Usut Tuntas dan Transparan Kasus Kematian Brigadir J

- 22 Juli 2022, 14:07 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pernyataan kepada media tentang perlunya mengusut tuntas kasus yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propoam Polri.
Presiden Jokowi saat memberikan pernyataan kepada media tentang perlunya mengusut tuntas kasus yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propoam Polri. /BPMI Setpres/Lukas

PRIANGANTIMURNEWS - Presiden Jokowi kembali minta penyidik usut tuntas dan transparan kasus kematian Brigadir J, akibat baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Ferdy Sambo.

Peringatan ini usut tuntan dan trasparan terkait kematian Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Ferdy Sambo sudah ketiga kalinya disampaikan Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi dalam kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Ferdy Sambo meminta kasus itu diusut tuntas dan transparan.

Baca Juga: Bursa Transfer: Barcelona Alihkan Incaran ke Pau Torres dari Villarreal Jika Gagal Boyong...

"Saya kan sudah sampaikan usut tuntas, buka apa adanya, jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan sudah", kata Jokowi di Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur Kamis 21 Juli 2022.

Pengusutan kasus yang terbuka dan transparan, kata presiden sangat penting. Itu untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian itu penting agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada.

" ini yang harus dijaga kepercayaan publik terlihat Kapolri harus dijaga", ujar Jokowi.

Sudah tiga kali Jokowi berkomentar soal kasus yang menghebohkan publik itu.

Pertama saat berada di Balai Besar penelitian tanaman padi Subang Jawa Barat pada 12 Juli 2022 lalu.

Baca Juga: Perwakilan Dari Keluarga Terduga Pelaku Perundungan Minta Maaf

Jokowi juga menanggapi soal kasus ini. Saat itu Jokowi mengatakan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar mengusut kasus penembakan yang menyebabkan satu anggota polisi tewas tersebut.

Kedua saat Jokowi bertemu dengan pimpinan redaksi media nasional di Istana Merdeka Jakarta, Rabu 13 Juli 2022.

"Tuntaskan jangan ditutupi, terbuka jangan sampai ada keraguan dari masyarakat",ujar presiden saat itu.

Dan ketiga kalinya adalah saat Jokowi berada di NTT hari ini dalam rangka kunjungan kerja.

Sebelumnya diberitakan Kepolisian RI mengungkap alasan Brigadir Yosua ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Provam Polri Irjen Ferdi sambo Jakarta Selatan pada Jumat 8 Juli 2022.

Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadan menyampaikan bahwa Yosua atau Brigadir J ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadir Propam Irjen Ferdu Sambo.

Baca Juga: Pilot Meninggal Dunia Saat Lepas Landas, Citilink Lakukan Pendaratan Darurat

"Yang jelas gininya itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadit Propam itu benar", ujar Ramadhan.

Sejauh ini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejauh ini sudah menonaktifkan dua Jenderal dan seorang Kombes dari jabatannya terkait kasus kematian Brigadir J.

Perwira tinggi Polri yang dinonaktifkan pertama kali oleh Kapolri terkait kasus tersebut adalah Irjen Ferdy Sambo. Ia dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.

"Saya putuskan mulai malam ini jabatan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri kita nonaktifkan", ujar Kapolri dalam keterangan pers di Jakarta Senin 18 Juli 2022 malam.

Baca Juga: Biografi Lengkap Gilang Widya Pramana Crazy Rich Malang

Polisi juga telah mendapatkan CCTV di sekitar rumah Irjen Ferdi Sambo. CCTV itu diklaim akan membuka tabir pembunuhan yang mendapatkan atensi dari masyarakat.

Komisioner bidang Pemantauan dan penyelidikan. M.Choirul Anam mengatakan timnya telah mendapatkan beberapa rentetan kronologi yang sangat penting dalam kasus tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam.

Polri tim Komnas HAM Tengah mendalami rentetan yang sangat penting tersebut beserta bukti sandingannya.

"Kami mendapatkan beberapa sekuensi yang sangat-sangat penting itu juga sedang kami dalami dengan berbagai bukti sandingan bukti dan lain sebagainya", kata Anam.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Membuka Kesempatan Latihan Kerja Untuk 3.000 Eks Karyawan Holywings

Anam juga mengatakan timnya juga telah mengkonsolidasi semua kronologi yang telah didapatkan.

Proses tersebut kata Anam penting bagi tim dalam permintaan keterangan dengan kepolisian pekan depan.

Anam mengatakan saat ini tim terus menerus melakukan diskusi secara mendalam, internal, dengan berbagai informasi yang baru masuk.

Ia menjelaskan dalam proses tersebut Setiap informasi yang didapatkan Tim akan langsung dicek datanya, rentetan logika peristiwanya, juga rentetan konstruksi peristiwanya yang paling penting juga.

Baca Juga: Kisah Gelar Haji, Habib Husein Al Jafar: Gelar Haji Bikinan Belanda, Khawatir Membawa Perubahan

"Minggu ini kami akan rampungkan soal kronologi karena dengan kronologilah kita bisa melihat dengan lebih jernih Sebenarnya apa yang terjadi", kata Anam.

"Kepada para pihak yang sudah memberikan berbagai informasi kepada kami, kami ucapkan terima kasih dukung Komnas HAM untuk bekerja secara independen dan in parsial",kata dia.***



Editor: Muh Romli

Sumber: YouTube UNCLE WIRA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah