TERUNGKAP!! Siapa Dalang G30S PKI, Ini Penjelasan Menurut Profesor Salim Said

- 22 September 2022, 06:05 WIB
Potret Profesor Salim Said Saksi Hidup peristiwa G30S PKI
Potret Profesor Salim Said Saksi Hidup peristiwa G30S PKI /Tangkapan Layar Youtube Cerita Sejarah/

PRIANGANTIMURNEWS - Siapa dalang peristiwa G30S PKI selalu menjadi pertanyaan yang jawabannya gak ada abisnya banyak teori mencoba untuk menjelaskan hal ini.

Ada yang bilang ini murni PKI ada yang bilang Pak Soeharto ada yang bilang, salah satu teori dari hasil penelitian puluhan tahun Profesor Salim Said justru menduga sang proklamator Soekarno.

Peristiwa penculikan para Jenderal di tahun 1965 membuat konstelasi politik di tanah air tak menentu saling curiga terjadi terutama di tubuh militer Salim Said dalam bukunya dari Tabuk reformasi serangkaian kesaksian yang terbit tahun 2013 melukiskan dengan runut kesaksiannya saat Gejolak pasca penculikan mulai menyeruak kepermukaan.

Dikutip priangantimurnews.com dari Youtube Cerita Sejarah, Salim Said berkisah bahwa ketika G30S PKI terjadi Ia adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang juga menjalani profesi sebagai reporter pemula di koran Angkatan Bersenjata bosnya di koran itu adalah Brigjen Sugandi yang tak lain adalah mantan ajudan Presiden Soekarno hari itu dengan bersepeda.

Baca Juga: JANGAN BUBARKAN PKI! Inilah Alasan Kenapa Presiden Soekarno Menolak Membubarkan PKI!

Ia datang ke kampusnya Salim belum juga turun dari sepeda seorang temannya berteriak memberitahu ayah dari Adik kelasnya Rully diculik.

Rully sendiri tak lain adalah putri dari Letnan Jenderal Ahmad Yani seorang jenderal korban penculikan sehari menjelang penculikan tepatnya 30 September 1965.

Salim sempat bertemu dengan bosnya Brigjen Sugandi di kantornya di Merdeka Barat yang sekarang menjadi Kantor Kementerian Pertahanan Sugandi sempat bercerita bahwa pagi itu dia sempat menemui Presiden Soekarno di Istana Merdeka.

Sugandi coba meyakinkan bahwa isu tentang dewan Jenderal itu tidak benar Sugandi juga mengaku ia sempat meyakinkan Soekarno bahwa TNI Angkatan Darat di bawah Jenderal Yani tetap loyal pada Presiden.

Tidak hanya itu Sugandi juga mengatakan Tengah berencana merebut kekuasaan atau kudeta alih-alih percaya Soekarno justru marah mendengar itu ganti kau tahu Apa kau sudah dicekoki Nasution kata Soekarno dengan suara keras membentak Sugandi.

Baca Juga: Gurunya Gus Dur! Inilah Kisah Perjalanan dan Karomah Abah Anom Hingga Berperan Dalam Perjuangan NKRI!

Seperti yang dikutip Salim Said, Soekarno juga mengusir Sugandi untuk keluar dari ruangannya Salim juga mengungkapkan sebelum bertemu Soekarno.

Sugandi juga ternyata sempat menghadap Jenderal Ahmad Yani Sugandi juga menyampaikan informasi tentang gelagat PKI yang ia nilai Tengah berencana melakukan kudeta.

Menurut Sugandi Ahmad Yani menyepelekan Informasi yang disampaikan bahkan sebelum diculik Ahmad Yani memulangkan tambahan pasukan yang ditugaskan untuk menjaga rumahnya sampai kemudian peristiwa kelam itu terjadi.

Ahmad Yani terbunuh dalam upaya Penculikan yang dilakukan sekelompok tentara yang menyatroni kediamannya di 1 Oktober dinihari kejadian berdarah 1965 adalah bagian dari sejarah Indonesia yang hingga saat ini tidak pernah henti-hentinya dibicarakan oleh banyak orang kejadian tersebut masih menyisakan banyak pertanyaan besar.

Salah satunya adalah Siapa pencetus G30S PKI ini, di dalam bukunya Salim Said, Salim Said mengatakan bahwa ide penangkapan terhadap sejumlah Jenderal Angkatan Darat awalnya berasal dari Soekarno.

Baca Juga: EFEK LOLOS AFC U20! Punggawa Timnas Indonesia U20 Diperhitungkan Klub Korea Selatan, Kontrak STY Habis 2023!

Hal penting yang kita perlu Garis bawahi dari analisa ini adalah bahwa penangkapan tersebut tidak dimaksudkan sebagai pembantaian Soekarno hanya meminta Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung untuk membawa sejumlah Jenderal tersebut menghadap kepada Presiden.

Tujuannya adalah untuk berdaulat mereka agar patuh dan setia pada Soekarno yang pada saat itu berkedudukan sebagai pemimpin besar revolusi.

Apa itu kata daulat dijelaskan oleh Salim Said sebagai sebuah tradisi yang sering digunakan oleh para pejuang Indonesia untuk meminta pihak tertentu agar patuh pada pemerintahan pihak yang mendahului prosesi daulat tersebut diterjemahkan dalam bentuk penculikan.

Salah satu peristiwa daulat Yang kita semua tahu adalah peristiwa penculikan Soekarno Hatta oleh sejumlah pemuda ke Rengasdengklok dalam rangka meminta kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Proses daulat akan ditempuh ketika cara-cara formal tidak dapat lagi ditempuh perlu diketahui bahwa suasana politik menjelang tahun 1965 sangatlah tegang ketegangan politik tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja.

Baca Juga: Inilah Alasan Shin Taeyong Boyong Muhammad Ferrari, Update Cahya Supriyadi, Potensi Grup Neraka!

Namun juga di tingkat regional bahkan internasional terlalu banyak tarikan politik yang mewarnai kehidupan berbangsa bernegara Pada saat itu Salah satu ketegangan yang memuncak tersebut adalah antar PKI dan TNI khususnya Angkatan Darat pihak anti-komunis dan Soekarno sendiri sebagai pemimpin besar revolusi.

Panglima tertinggi ABRI sekaligus pencetus doktrin nasakom saat itu dunia sedang berada dalam ketegangan Perang Dingin Antara faham komunis dan kapitalis liberalis.

Analisa hubungan internasional dan dokumen-dokumen Badan Intelijen yang sudah dibuka untuk umum maka kalian akan paham betapa sensitifnya isu tersebut pada saat itu persaingan antara faham komunis dan kapitalis di dunia pada era tersebut adalah nyata dan menyatu ke seluruh sendi-sendi kehidupan dengan latar belakang.

Seperti itu Presiden Soekarno ingin tampil menyatukan dunia dengan doktrin nasakom milik beliau Ternyata bukan hal yang mudah untuk mewujudkan semua itu di Indonesia sendiri pada saat itu terjadi gesekan yang sangat hebat antara kaum komunis dan anti-komunis.

Baca Juga: KETIBAN UNTUNG! Keputusan AFC Beri Kemudahan Timnas U20, Bukti Shin Taeyong Si Raja Eksperimen Pemain!

Akibat dari gesekan ini mempengaruhi pandangan semut terhadap para petinggi angkatan darat yang terkenal anti-komunis pandangan tidak bersahabat para petinggi angkatan darat terhadap PKI.

Tentunya akan menghalangi cita-cita nasakom Soekarno banyak pihak pada saat itu tidak suka dengan kedekatan Soekarno terhadap PKI adapun tujuan Soekarno merangkul PKI adalah untuk mengimbangi tekanan angkatan darat dan tentunya memuluskan doktrin Nasakom.

Dalam situasi seperti inilah Presiden Soekarno akhirnya berniat untuk mengganti posisi sejumlah petinggi angkatan darat yang dianggap tidak loyal terhadap dirinya dengan cara daulat.

Sayangnya rencana tersebut bocor kepada pihak ketiga salah satunya adalah pihak PKI rencana daulat tersebut di bentengi oleh sejumlah pihak Dengan demikian karena satu dan lain hal.

Baca Juga: LUAR BIASA! Kisah Union Berlin Puncaki Bundesliga Meski Dengan Skuad Alakadaranya!

Proses daulat yang semula direncanakan berlangsung lancar malah berubah menjadi Peristiwa pembantaian Jenderal Jenderal Angkatan Darat pada tanggal 30 September.

Gagal daulat malah membantai ada beberapa penyebab mengapa proses daulat yang harusnya hanya menculik tapi malah berubah menjadi Peristiwa pembantaian salah satunya pembunuhan terhadap sejumlah Jenderal di rumahnya masing-masing yang terjadi karena kepanikan prajurit di lapangan.

Mengingat adanya Perlawanan oleh sejumlah Jenderal yang akan diculik pembunuhan memang tak terhindarkan karena persiapan penculikan tidak dilakukan dengan perencanaan yang teliti dan seksama.

Baca Juga: BURSA TRANSFER TERKINI:Bayern Munchen Rekrut Cristiano Ronaldo Pada 2023, Marcus Rashford OTW Atletico Madrid

Ditambah lagi para pasukan yang ditugaskan untuk menculik bukan merupakan pasukan-pasukan yang terampil dan berpengalaman adanya dugaan bahwa pasukan ini Bukan Pasukan yang terampil dibuktikan dengan adanya laporan bahwa truk-truk yang membawa pasukan ini sempat kesasar menyusuri Jalan Jakarta yang kosong di dinihari.

Dugaan ini diperkuat dengan terbunuhnya Pierre Andreas Tendean di rumah Nasution karena pasukan ini sendiri tidak mengenal wajah Nasution dalam keremangan malam.

Mereka malah mengira Pierre Andrean Tendean adalah Nasution jelas terbukti bahwa masukkan ini adalah pasukan yang ecek-ecek sehingga mengakibatkan rencana daulat malah berubah menjadi pembantaian.

Baca Juga: MENDADAK! Kamarudin Simanjuntak Sampaikan Permintaan Maaf, Mundur Jadi Pengacara Keluarga Brigadir J? Faktanya

Kira-kira begitulah kisah G30S PKI menurut analisa dari Salim Said.***

Berita Seputar G30S PKI bisa KLIK DISINI

Editor: Galih Cipta Nugraha

Sumber: YouTube Cerita Sejarah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x