Tsunami Vulkanik Gunung Anak Krakatau Tahun 2018 Tak Terprediksi, Apa Penyebabnya?

- 12 Juni 2023, 08:00 WIB
Kondisi Gunung Krakatau tahun 2018 (atas) sebelum Tsunami Vulkanik yang disebabkan keruntuhan tubuh gunung dan (bawah) Pasca Tsunami Vulkanik terjadi./itb.ac.id
Kondisi Gunung Krakatau tahun 2018 (atas) sebelum Tsunami Vulkanik yang disebabkan keruntuhan tubuh gunung dan (bawah) Pasca Tsunami Vulkanik terjadi./itb.ac.id /

Beberapa sumber bahkan menyebutkan Tsunami Vulkanik 2018 terjadi sangat mendadak. Tidak ada getaran dan gemuruh yang menandakan erupsi besar Gunung Anak Krakatau.

Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa sebenarnya gempa erupsi terjadi beberapa saat, namun tidak begitu besar.

Sehingga Tsunami Vulkanik yang terjadi benar-benar diluar dugaan, dan bahkan masyarakat sekitar cukup kaget dengan Tsunami yang terjadi.

Baca Juga: Erupsi Kembali Terjadi di Gunung Anak Krakatau, Masyarakat Diminta Untuk Tidak Mendekatinya

Alasan tingginya Vulkanik Tsunami yang terjadi dapat dipengaruhi oleh Landslide Volume, Travel Time, dan Penggenangan Air

Pasca longsor Gunung Anak Krakatau, PVMBG kembali merekam pola letusan Surtseyan dibagian kawah yang longsor.  

Elmo Juanara, Peneliti Muda Indonesia asal kampus Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), Ishikawa, Jepang. Menanggapi fenomena yang terjadi pada tahun 2018.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Jauhi Aktifitas di Radius 5 Kilometer

"Peristiwa runtuhan sayap (flank collapse) dari Anak Krakatau pada Desember tahun 2018 dikarenakan gunung anak krakatau yang terus tumbuh dan terdapat ketidakseimbangan pada salah satu sisinya" ungkap Elmo.

"Sehingga ketika proses aktivitas erupsi terus berjalan, atau adanya getaran maka sisi yang tidak seimbang tersebut runtuh. Keruntuhan inilah yang menyebabkan tsunami yang tidak terdeteksi (silent tsunami)," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Muh Romli

Sumber: itb.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x