BI Tasikmalaya Temu Responden Gali Data

- 10 November 2023, 13:50 WIB
BI Tasikmalaya temu responden gali data dan informasi dalam mendukung perumusan kebijakan.
BI Tasikmalaya temu responden gali data dan informasi dalam mendukung perumusan kebijakan. /Edi Mulyana/priangantimurnews/PRMN/

PRIANGANTIMURNEWS - Untuk mendukung perumusan kebijakan Bank Indonesia dan fungsi advisory, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Tasikmalaya undang responden lakukan survei.

Mengundang responden untuk melakukan berbagai survei dan liaison ke berbagai pelaku usaha, kelompok, maupun asosiasi di wilayah Priangan Timur.

Hal itu dilakukan guna menjaga hubungan baik dan mempertahankan keberlanjutan partisipasi responden dalam kegiatan survei.

Baca Juga: BI Tasik Sinergi Tanamkan Cinta Bangga Paham Rupiah

Temu responden sebagai wadah silaturahmi dan apresiasi serta peningkatan kapasitas responden, pada pemulihan ekonomi pasca covid-19 termasuk gio politik Rusia dan Ukraina.

Temu Responden 2023 merupakan bentuk apresiasi kepada seluruh responden survei dan liaison dalam menyediakan segala informasi yang dibutuhkan BI Tasikmalaya. 

Responden survei dan liaison terdiri dari pelaku usaha yang ada di Priangan Timur.

Baca Juga: Tekan Inflasi dan Jaga Pasokan Kebutuhan Pangan BI dan Pemkot Tasikmalaya Launching Aplikasi Setaman Cinta

BI juga menghafirkan dua narasumber handal yaitu Pengamat Ekonomi dan Konten Kreator, Ferry Irwandi dan Direktur PT Bloom Agro : Eksportir Beras Organik, Miss Emily Sutanto. 

Kedua narasumber memberikan insight kepada para peserta mengenai potensi perekonomian saat ini dan kiat-kiat dalam melakukan ekspor khususnya komoditas pertanian. 

Harapannya para peserta dapat menentukan arah usahanya agar dapat bertahan dalam kondisi ekonomi global yang masih dibayangi dengan ketidakpastian.  

Baca Juga: BI Tasikmalaya Kuatkan Hilirisasi Sektor Industri dan Stabilitas Harga

"Berdasarkan data IMF pertumbuhan ekonomi dunia tumbuh 2,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 3,5% (yoy)," kata Kepala BI Tasikmalaya, Aswin Kosotali Jumat 10 November 2023.

Sementara itu pada tahun 2024 juga diperkirakan melambat sebesar 2,8% (yoy). Sementara perekonomian Indonesia saat ini masih menunjukkan resiliensi yang baik dengan tumbuh sebesar 4,94% (yoy).

Meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Resiliensi perekonomian Indonesia juga tercermin dari perekonomian Jawa Barat. Pada triwulan III-2023 tumbuh sebesar 4,57% (yoy).

Baca Juga: Halal Bi Halal Keluarga Eyang Sankardi Wujudkan Keluarga Yang Kuat Agama Dan Jaga Kekompakan

Ditengah perlambatan ekonomi dunia, ekonomi Priangan Timur tetap tumbuh kuat. Diperkirakan perekonomian Priangan Timur masih terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2023. 

Hal ini tercermin dari beberapa kinerja positif berbagai indikator ekonomi seperti pertumbuhan kredit konsumsi, keyakinan konsumen, pertumbuhan inflasi, realisasi anggaran pemerintah daerah.

Selain itu optimisme pelaku usaha, dan beberapa indikator lainnya. Realisasi investasi triwulan III-2023 pun turut mengalami peningkatan sebesar 25% (yoy). 

Baca Juga: BI Dan Pemda Ciamis Dukung Stabilitas Pasokan Harga Pangan Gelar OPM

Secara nominal, angka realisasi di Priangan Timur sebesar 224,8 miliar Rupiah dengan porsi terbesar berasal dari Kabupaten Pangandaran (23 persen) dan yang terendah berasal dari Kabupaten Ciamis (13 perseb). 

Realisasi investasi terbesar berasal dari sektor perdagangan, industri kayu, dan industri tekstil.

Membaiknya kondisi perekonomian Priangan Timur juga tercermin dari hasil survei yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Tasikmalaya. 

Baca Juga: RESMI, BI Terbitkan Uang Baru 2022 Ada 7 Pecahan Rupiah, Jadi Alat Pembayaran yang Sah

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kondisi dunia usaha pada triwulan III-2023 masih menunjukan trend positif dan diperkirakan terus berlangsung hngga triwulan IV-2023. 

Namun demikian, masih terdapat beberapa risiko ekonomi kedepannya, yaitu masih berlangsungnya perang Geopolitik Rusia-Ukraina, Perlambatan ekonomi global, suku bunga FED yang relatif tinggi.

Dampak perubahan iklim, perkembangan teknologi, dan pembatasan ekspor bahan pangan dari negara produsen.

Baca Juga: BI Dan Pemkot Tingkatkan Ekonomi Resmikan Pasar Cibeureum

Sebagai respon kebijakan, Bank Indonesia di daerah terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif antara lain, sinergi dan kolaborasi antara TPID, TP2DD, dan TPKAD.

Untuk menjaga stabilitas nilai rupiah di daerah, mendorong perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui pengembangan digitalisasi ekonomi dan penguatan UMKM.

Menjaga kelancaran sistem pembayaran yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal) melalui percepatan implementasi dan pemanfaatan QRIS. 

Baca Juga: BI Buka Seleksi Penerimaan Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) Angkatan 36, Berikut Persyaratannya

Selain itu, guna memastikan ketersediaan uang kartal dalam jumlah yang cukup, pecahan sesuai, kondisi layak edar, dan tepat waktu dan peran advisory pemerintah daerah berdasarkan data dan informasi yang kredibe, termasuk dari hasil survei dan liaison.***

 

Editor: Sri Hastuti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah