Baca Juga: Kantor Kemensos Digeledah KPK, Terkait Dugaan Korupsi Bansos Beras PKH
Dia menekankan ketergantungan bangsa Indonesia pada produksi pertanian, sambil menyoroti kenaikan harga beras yang mencerminkan gejolak dalam sektor pertanian yang dipengaruhi oleh faktor global seperti krisis iklim.
Lilis Mulyani juga menyampaikan bahwa petani di desa-desa saat ini menghadapi berbagai tekanan yang memaksa mereka, bersama generasi berikutnya, untuk mempertimbangkan kembali keputusan tetap menjadi petani.
Dia mencatat penurunan jumlah petani hingga sepertiga dalam satu dekade terakhir, mengindikasikan perubahan dramatis dalam profesi ini.
Baca Juga: Alhamdulillah! 4.138 Warga Kelurahan Panglayungan Kota Tasikmalaya Terima Bansos Beras 10 Kilogram
Dwi Wulan Pujiriyani, seorang akademisi dari STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional), menyatakan bahwa Indonesia telah mengalami pergeseran struktur sosial yang signifikan, berubah dari masyarakat agraris jadi masyarakat non agraris, yang sering disebut sebagai deagrarianisasi.
Menurut pandangannya, deagrarianisasi ini mengubah peran pertanian dari sektor primer menjadi sektor tersier, sementara aktivitas non-pertanian semakin mendominasi di wilayah pedesaan.
Wulan menekankan bahwa fenomena ini membawa dampak serius, terutama terkait kehilangan tanah yang berujung pada petani kehilangan pilihan untuk tetap bertani atau beralih ke sektor lain.
Baca Juga: Soal Beras Bansos yang Dikubur di Depok, PKS Sentil Mensos Risma
Dalam mengatasi krisis pangan, perlu adanya kerjasama antar pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi berkelanjutan dan mengurangi ketidaksetaraan akses terhadap pangan di seluruh dunia.***