BRIN: Penurunan Minat Menjadi Petani, Ancaman Krisis Pangan Indonesia di Masa Depan

- 26 Februari 2024, 22:19 WIB
Ilustrasi - Petani tradisional di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sedang memanen padi dari lahan ladang/ANTARA /Teofilusianto Timotius
Ilustrasi - Petani tradisional di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sedang memanen padi dari lahan ladang/ANTARA /Teofilusianto Timotius /

PRIANGANTIMURNEWS - Krisis pangan merupakan suatu kondisi ketika ketersediaan pangan secara luas dan berkelanjutan menjadi terancam, menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dasar mereka.

Penyebab Krisis Pangan:

1. Perubahan Iklim: Variabilitas cuaca dan perubahan iklim dapat berdampak negatif pada produksi tanaman dan peternakan, mengakibatkan penurunan produksi pangan.

2.Konflik dan Perang: Daerah yang terlibat dalam konflik atau perang seringkali mengalami gangguan pada sistem pangan dan kesulitan dalam distribusi pangan.

Baca Juga: Dinilai Abaikan Petani, Cawapres Nomor 1 Muhaimin Iskandar Akan Hentikan Food Estate

3. Kemiskinan: Masyarakat yang hidup dalam kemiskinan seringkali kesulitan untuk membeli pangan yang cukup dan bergizi.

Dampak Terhadap Masyarakat:

1. Kekurangan Gizi: Krisis pangan dapat menyebabkan kekurangan gizi, terutama pada anak-anak dan ibu hamil, dengan dampak serius pada kesehatan dan perkembangan.

2. Ketidakstabilan Sosial: Ketidakpastian pangan dapat memicu ketidakstabilan sosial, protes, dan ketegangan politik di masyarakat.

Baca Juga: Jual dan Beli Senjata Api Rakitan, Dua Petani Ditangkap Perutas Polres Jember

3. Penurunan Produktivitas: Ketersediaan pangan yang rendah dapat menghambat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Upaya Penanggulangan Krisis Pangan:

Inovasi Teknologi:

1. Pengembangan Varietas Tahan Pangan: Penelitian dan pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim dan penyakit dapat meningkatkan produktivitas.

2. Teknologi Informasi: Pemanfaatan teknologi informasi untuk pemantauan dan manajemen sumber daya pangan dapat membantu mengoptimalkan produksi dan distribusi.

Baca Juga: Harga Beras Mahal, Dadan Daruslan Jual Beras Murah 13 Ribu Dapet 2Kg

Fenomena degradasi lahan pertanian dan penurunan minat menjadi petani, menurut BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), semakin menguatkan ancaman krisis pangan di masa depan.

Lilis Mulyani, Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, menganggap bahwa situasi desa pertanian yang terjadi saat ini menjadi topik yang amat penting serta relevan dalam konteks pembangunan Indonesia.

Dalam sebuah forum diskusi budaya di Jakarta pada hari Senin 26 Februari 2024, Lilis menyatakan keprihatinannya terhadap fenomena tersebut.

Baca Juga: Kantor Kemensos Digeledah KPK, Terkait Dugaan Korupsi Bansos Beras PKH

Dia menekankan ketergantungan bangsa Indonesia pada produksi pertanian, sambil menyoroti kenaikan harga beras yang mencerminkan gejolak dalam sektor pertanian yang dipengaruhi oleh faktor global seperti krisis iklim.

Lilis Mulyani juga menyampaikan bahwa petani di desa-desa saat ini menghadapi berbagai tekanan yang memaksa mereka, bersama generasi berikutnya, untuk mempertimbangkan kembali keputusan tetap menjadi petani.

Dia mencatat penurunan jumlah petani hingga sepertiga dalam satu dekade terakhir, mengindikasikan perubahan dramatis dalam profesi ini.

Baca Juga: Alhamdulillah! 4.138 Warga Kelurahan Panglayungan Kota Tasikmalaya Terima Bansos Beras 10 Kilogram

Dwi Wulan Pujiriyani, seorang akademisi dari STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional), menyatakan bahwa Indonesia telah mengalami pergeseran struktur sosial yang signifikan, berubah dari masyarakat agraris jadi masyarakat non agraris, yang sering disebut sebagai deagrarianisasi.

Menurut pandangannya, deagrarianisasi ini mengubah peran pertanian dari sektor primer menjadi sektor tersier, sementara aktivitas non-pertanian semakin mendominasi di wilayah pedesaan.

Wulan menekankan bahwa fenomena ini membawa dampak serius, terutama terkait kehilangan tanah yang berujung pada petani kehilangan pilihan untuk tetap bertani atau beralih ke sektor lain.

Baca Juga: Soal Beras Bansos yang Dikubur di Depok, PKS Sentil Mensos Risma

Dalam mengatasi krisis pangan, perlu adanya kerjasama antar pemerintah, organisasi internasional, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi berkelanjutan dan mengurangi ketidaksetaraan akses terhadap pangan di seluruh dunia.***

Editor: Sri Hastuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah