Menurutnya, ada sebuah ketakutan di mana para Kiai yang seharusnya fokus mendidik para santrinya malah dipaksa dan disibukkan dengan proses administrasi anggaran dana abadi pesantren tersebut.
“Kita harus menjaga marwah dan derajat Kiai, juga kepercayaan masyarakat kepada pesantren,” tuturnya.
Selain itu, Muhaemin melihat bahwa belakangan ini, penyambutan perpres tersebut begitu ramai di media sosial, namun sangat disayangkan dari euforia di media sosial tersebut didominasi oleh saling klaim antara dua partai besar.
“Kekhawatiran yang sangat besar tentu muncul dari beberapa tokoh pesantren, di mana tempat suci yang didalamnya ada para Kiai yang sangat dihormati dirasa kurang elok dan pas jika pesantren dijadikan sebagai komoditas politik,” Kata Laki-laki yang akrab disapa Cak Umin.
Terakhir, Muhaemin mengatakan bahwa dirinya tidak menolak dengan adanya perpres ini, akan tetapi perpres ini perlu dikaji ulang secara mendalam dampak negatif dari adanya perpres ini.
Perpres pengalokasian dana pesantren ini telah disahkan sejak bulan September 2021.***