Menurut pengakuan aktor Jupiter salah satu legenda sepak bola Peru yang saat itu bermain.
Polisi membiarkan anjing polisi mengoyak-ngoyak kedua penonton itu seorang penonton mengatakan bahwa Polisi menendang dan memukuli penonton,
itu seperti musuh semua ini memicu kemarahan penonton dengan ikut turun ke tribun berusaha mengendalikan ke brutalan Polisi.
Polisi pun segera menembakkan gas air mata dan melepaskan anjing-anjingnya semakin kacau penonton menyerbu ke arah pintu keluar.
Mendobrak pagar dan dinding karena panik dan ketakutan kerusuhan di dalam Stadion terjadi Kurang lebih 3 jam dan Sukses melayangkan 328 nyawa.
Hampir semua mati karena terinjak-injak dan sesak nafas jumlah ini sendiri tak pernah jelas sejak disidangkan.
Banyak yang mencurigai jumlahnya dikurangi dari korban tembak Polisi yang dimintai pertanggungjawaban.
Hanya dua orang Hakim yang terlambat memberikan laporan dan otopsi korban serta kepala Polisi yang memerintahkan penembakan gas air mata.
Baca Juga: TERJADI LAGI! Kronologi Gas Air Mata di Sepakbola Argentina Mirip Tragedi Kanjuruhan