Tersiar Lima Hari Kerja ASN, Guru Diniyah Protes dan Khawatir jika Sekola Jadi Full Day

1 Agustus 2023, 10:00 WIB
Sekretaris Daerah Pemkot Tasikmalaya Ivan Dicksan menandatangani hasil audiens dengan para guru madrasah diniyah di Kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin 31 Juli 2023. /Antara/

PRIANGANTIMURNEWS - Beberapa guru madrasah diniyah di Tasikmalaya melakukan aksi protes perkara lima hari kerja ASN yang khawatir akan mempengaruhi jam sekolah anak.

Kekhawatiran itu adalah bentuk respon dari terbitnya Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dimana dalam Perpres tersebut akan mengubah waktu kerja ASN menjadi lima hari dalam satu minggu.

Baca Juga: Ratusan Guru Sekolah Agama Kota Tasikmalaya Lakukan Aksi Damai Khawatirkan Full Day School!

Para guru madrasah diniyah khawatir jika siswa-siswi sekolah negeri harus belajar seharian di sekolah (full day) demi mengejar kurikulum.

Kondisi tersebut akan berdampak kepada pembelajaran anak di Tasikmalaya yang mayoritas, juga belajar agama (sekolah agama) di madrasah atau lingkungan rumahnya.

Koordinator aksi protes guru madrasah diniyah, Asep Rizal menyampaikan bahwa aksi dilakukan sebab para guru khawatir tentang regulasi dari pemerintah pusat.

Perubahan jam kerja ASN akan membuat waktu sekolah negeri berubah jadi lima hari, dan berdampak pada waktu sekolah.

Baca Juga: Guru Presiden Turki Erdogan: Necmettin Erbakan adalah Sahabat BJ Habibie

"Jangan sampai, akibat sekolah seharian, keberadaan madrasah yang hampir di setiap RW akan tergerus secara perlahan," ujar Asep.

Aksi protes tersebut ditanggapi oleh Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya,

Saat ini memang tengah membahas terkait tindak lanjut dari Perpres itu. Namun hingga saat ini belum ada rencana Pemkot Tasikmalaya untuk merubah sistem pendidikan.

"Sampai saat ini, kami beranggapan kalau yang sudah berjalan tetap dilanjutkan seperti biasa, karena pendidikan adalah pelayanan langsung kepada masyarakat," papar Ivan.

Baca Juga: Oknum Guru SMAN 1 Kota Tasik Diduga Lecehkan Siswa, Itu Tidak Benar!

Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin, 31 Juli 2023 di Kantor DPRD Kota Tasikmalaya saat menerima audiensi aksi guru madrasah diniyah tersebut.

Lebih lanjut dirinya juga menyampaikan bahwa Pemkot Tasikmalaya juga berupaya menerapkan pendidikan anak yang tidak hanya fokus pada pendidikan formal saja.

Juga terhadap pendidikan di agama dengan kecerdasan spiritual yang melahirkan akhlak baik dan iman kuat, sesuai dengan sebutan Tasikmalaya sebagai Kota Santri.

"Kami pun memiliki keinginan 'output' pendidikan berimbang, tidak hanya cerdas secara keilmuan. Tapi juga memiliki keimanan dan akhlak yang baik," ungkapnya

"Pada prinsipnya semua siswa mendapatkan pendidikan agama yang memadai," tambah pernyataan lain.

"Harus diprioritaskan bagaimana pulang sekolah, kalau memungkinkan di rumahnya mendapatkan pendidikan agama, kalau tidak, akan kita lihat," akhirnya.
 
Kurikulum pembelajaran agama di sekolah negeri tidaklah cukup mencapai kurikulum pembelajaran agama pada umumnya.

Itu menjadi alasan kebanyakan orang tua siswa menyekolahkan kembali anak-anaknya di madrasah atau di lingkungan rumahnya. Biasa dikenal dengan istilah sekolah agama atau mengaji.***

Editor: Muh Romli

Tags

Terkini

Terpopuler