PRIANGANTIMURNEWS - Upaya memperkenalkan seni dan budaya Indonesia ke luar negeri tak hanya dilakukan pemerintah saja.
Siapapun boleh mempromosikan seni dan budaya ke negeri. Tak terkecuali mahasiswa juga diperbolehkan.
Hal ini juga dilakukan oleh Irfayani mahasiswa magang internasional Program Studi (Prodi) Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Baca Juga: MUI Daulat Putri Ariani Menjadi Duta Seni Indonesia di Malam Puncak Milad ke 48
Sambil magang Irfayani mempromosikan seni dan budaya Sulawesi Selatan di Thailand.
Seni dan budaya khas Sulawesi Selatan yang diperkenalkan dengan semarak di Thailand Selatan itu, seperti tari bosara paduppa, baju adat, dan lipa sabbe.
Irfayani, salah seorang peserta magang dari Jurusan Magister Pendidikan Bahasa Inggris Unismuh, melalui keterangannya yang diterima di Makassar, Minggu, menekankan pentingnya melestarikan kesenian daerah.
“Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal Sulawesi Selatan ke publik internasional,” tuturnya.
Baca Juga: Padepokan Pancawarna Siliwangi Nusa Sadewa Konsisten Lestarikan Seni dan Budaya Lokal
Pengenalan budaya dan seni Sulsel ini juga berlangsung di Sekolah Banhouyseit di Krabi, Thailand Selatan, yang melibatkan interaksi langsung dengan siswa dan guru sekolah tersebut.
Irfayani juga mengungkapkan bahwa dalam proses pengajaran bahasa inggris di Banhouyseit School, timnya turut mempromosikan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Makassar.
Wakil Rektor I Unismuh Makassar Dr Abd Rakhim Nanda, mengatakan magang internasional sejalan dengan persiapan implementasi kerja sama internasional Unismuh Makassar, sehingga tidak hanya terbatas pada penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) saja.
Baca Juga: Artis Korea Selatan yang Mendaur Ulang Botol Kaca Bekas Menjadi Karya Seni yang Indah
“Kami mengapresiasi animo mahasiswa dan mahasiswi Unismuh yang memiliki keinginan tinggi untuk belajar di luar negeri,” tutur Abd Rakhim Nanda. ***