Capres Pro Desa Akan Menjadi Identitas Politik Ganjar

30 November 2023, 11:36 WIB
Herry berikan tanggapan terkait capres pro desa. /Edi Mulyana/priangantimurnews/PRMN/

PRIANGANTIMURNEWS - Bicara soal potensi desa, tak bisa diremehkan, Desa lebih banyak dan lebih luas bahkan desa itu berada sampai ke plosok terpencil di Indonesia. 

Desa juga memiliki banyak potensi dalam berbagai aspek, baik dari aspek perekonomian, potensi wisata, khususnya di bidang pertanian yang dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat. 

Tak heran jika Presiden Jokowi sebelumnya konsen membangun desa dengan menggelontorkan dana desa dengan jumlah cukup besar di kisaran satu milyar, untuk kemajuan desa. 

Baca Juga: KPU Gelar Debat Capres-cawapres Lima Kali di Jakarta

Bicara kemajuan untuk desa, ternyata kini sudah menjadi target pasangan Capres dan Cawaper Ganjar Pranowo dan juga Mahfud MD. 

Dalam pesan kampanyenya pertama Ganjar, Indonesia tidak boleh dikotak-kotakkan dan terus menerus hidup dalam ketimpangan ekonomi. 

Indonesia itu satu, dari Sabang hingga Merauke, sehingga titik berat pembangunan tidak lagi bertumpu di satu wilayah atau pulau.

Baca Juga: Kampanye Pertama Ganjar Mahfud Satukan Rakyat Indonesia Ekonomi Jadi Prioritas

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai masa kampanye akan diwarnai dengan penegasan capres-cawapres terhadap pembangunan identitas politik melalui konsentrasi isu.

"Isu-isu ini kan menjadi gimik politik, sekaligus alat mereka untuk menaikkan elektabilitas dan branding mereka yang kemudian menjadi identitas politik," kata Herry Kamis 30 November 2023.

"Kalau menurut saya ini style masing-masing capres-cawapres. Isu-isu yang mereka bangun dan bawa ya sesuai dengan tema," Kata, Herry. 

Baca Juga: PDIP Pecah, Bobby Nasution Pilih Dukung Prabowo-Gibran daripada Ganjar-Mahfud

Herry melihat yang terpenting dalam narasi kampanye program setiap paslon adalah substansi.

 "Terpenting substansinya. Mas Ganjar berbicara tentang desa, tentunya itu akan kontinuitas apa yang dibangun oleh Presiden Jokowi di desa, dana desa dan lain sebagainya," Kata Herry. 

Konsentrasi Ganjar pada isu desa dinilai menjadi upaya untuk memunculkan citra dan identitas sebagai capres pro desa. 

Baca Juga: Resmi! Permohonan Uji Materi Batas Usia Capres- Cawapres PSI Ditolak Mahkamah Konstitusi

"Ganjar kalau konsen ke desa ya itu akan terus digarap. Saya kira itu wajar-wajar saja seandainya ditafsirkan sebagai gimik politik sekaligus identitas presiden itu ke depan," tegasnya.

Herry menambahkan Ganjar-Mahfud MD juga membawa semangat untuk melanjutkan perkara yang baik dari pemerintahan saat ini. 

"Dan itu kontinuitas. Ini prinsip bagaimana apa yang terbaik dari Presiden Jokowi itu dilanjutkan oleh Ganjar-Mahfud MD," sambungnya.

Baca Juga: Mahfud MD Ditunjuk Jadi Cawapres Dampingi Ganjar, Ini Tanggapan Pengamatan Soal Mesin Politik PDIP

Herry menuturkan masa kampanye ini akan menjadi peneguhan identitas politik dari setiap paslon yang selama ini masih belum terbaca oleh publik. 

"Selama ini kita mungkin bisa lihat belum tampak capres atau cawapres arahnya ke mana, konsen ke mana, spesialisasi di mana," ujarnya.

Sementara itu, Pakar Otonomi Daerah Prof. Dr. Djohermansyah Djohan mengatakan, butuh komitmen besar untuk membangun Indonesia dari Desa. Lebih dari sekedar jargon-jargon politik. 

Baca Juga: Parah! Deklarasi Relawan Ganjar libatkan Siswa SD, Bawaslu: Susah Dikaitkan ke Capres

“Jadi itu kalau kita lihat empirik, praktek yang terjadi di masa pemerintah Presiden Jokowi, dua periode, ternyata hasilnya itu jauh panggang dari api,” kata Prof Djo. 

Dalam catatannya, Program Dana Desa senilai 1 Milyar per desa oleh Presiden Jokowi, sejak 2015 sampai dengan Maret 2021 maret 2021 hanya bisa menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 1,11 persen. 

“Kita memberi bantuan dana saja tidak cukup dalam pembangunan, tidak. Harus diberi kapasitas penguatan tata kelola pemerintah dan pembangunan desa,“ ujarnya. 

Baca Juga: Mengejutkan! Ganjar Pranowo Dijadikan Anak Angkat Mantan Gubernur Jabar Solihin GP

Seberapapun banyaknya Dana Desa, jika tidak dikelola dengan baik, pasti akan menguap, dan tidak memberi manfaat bagi warga desa itu sendiri. 

“Tata kelola dan pembangunan harus kita siapkan, jadi uang itu dikelola dengan cara pengelolaan keuangan yang akuntabel, transparan, juga dikelola dengan penuh manfaat bagi masyarakat desa, bukan bagi elit desa, kepala dan perangkatnya,“ tegasnya.

Selain itu, ia mengusulkan agar Desa bisa kembali pada kearifan lokal masing-masing, menggunakan lagi sistem musyawarah mufakat, dan memenuhi kebutuhannya tanpa arahan berlebih dari pusat. 

Baca Juga: Ini Lima Alasan Arsjad Rasjid Dipercaya Jadi Ketua TPN Ganjar Pranowo

Dana desa dikucurkan pusat 1 M sudah ditandai untuk ini-itu, padahal kebutuhan di desa itu tidak, dan tidak boleh pakai uang. Kalau bukan untuk digariskan pemerintah pusat.

Misalnya, padahal mereka butuh pupuk, jembatan rusak supaya anak sekolah tidak gelantungan, kan desa yang tahu. 

"Itu harus kita betulkan, jangan seragam, berikan ikhlas, agar desa sesuaikan dengan kebutuhan desanya.” kata Prof Djo. 

Baca Juga: Arsjad Rasjid Jadi Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo, Ini Alasannya

Sebelumnya,Calon Presiden Ganjar Pranowo membuka rangkaian kampanye politik di sebuah Desa di Merauke.  

Dia ingin menyampaikan pesan kuat tentang komitmen Ganjar-Mahfud untuk mendahulukan desa dalam pembangunan. 

Dia menerima sejumlah masukan dan kritik membangun, bagaimana agar program-program di Desa nanti lebih tepat sasaran dan bermanfaat. 

Baca Juga: Pilpres Dilakukan untuk Memilih Pemimpin Nasional, Tiga Nama Capres Mengerucut

“Kita akan membangun dari desa. Kalau Indonesia mau dibangun jadi lebih baik, desa-desanya harus menjadi lebih baik terlebih dahulu,” kata Ganjar dalam kampanyenya.***

Editor: Sri Hastuti

Tags

Terkini

Terpopuler