Jelang Musda Demokrat, Muncul Saling Klaim Dukungan

- 24 Oktober 2021, 19:31 WIB
Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya.
Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya. /Nandang Permana/Dokumen Pribadi

PRIANGANTIMURNEWS- Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Asep Wahyu Wijaya meluruskan adanya ketidaksingkronan jumlah dukungan pada bursa calon Ketua DPD Partai Demokrat Jabar.

Sebelumnya, Irfan Suryanagara yang merupakan petahana mengaku telah mengantongi dukungan dari 17 DPC Partai Demokrat. Namun kemudian, Anton Sukartono Suratto muncul dengan pengakuan mendapat dukungan 19 DPC. Sementara di Jabar terdapat 27 DPC Partai Demokrat.

“Setahu saya jumlah DPC Partai Demokrat di Jawa Barat itu ada 27 DPC sesuai dengan jumlah kota dan kabupaten yg secara administratif diakui berada di Provinsi Jawa Barat. Jadi bukan 36, “ucap Asep dihubungi Minggu 24 Oktober 2021.

Baca Juga: Jabar Tawarkan Mega Proyek Pasar Kreatif dan Wana Wisata Ciater

Dikatakan Asep, setelah Peraturan Organisasi (PO) tentang Musda dikeluarkan, jumlah dukungan terakhir dari para Ketua DPC Partai Demokrat di Jawa Barat mayoritas pada Irfan Suryanagara. Hari Senin (18/10/2021) awal minggu kemarin semua surat dukungan itu telah diserahkan ke DPP Partai Demokrat.

“Jadi, jika merujuk pada peta dukungan terakhir dari para Ketua DPC terhadap Kang Irfan maka dukungan DPC ke Kang Anton tentu tinggal tersisa 10 DPC lagi, karena tadi itu, jumlah DPC di Jabar itu kan hanya 27 bukan 36,”ujar lelaki yang akrab dipanggil Kang AW ini.

Tapi sepanjang pengetahuan dan pengalaman sejak tahun 1995, kata Asep, ketika dia menjadi aktivis mahasiswa ikut berbagai acara kongres, musda, dan konferensi, adanya model klaim dukungan politik seperti saat ini merupakan hal biasa-biasa saja, lumrah dan lazim.

Baca Juga: Prediksi Skor Inter Milan vs Juventus, H2H, Berita Tim, Starting XI: Serie A 2021-22, Live RCTI+

“Meskipun cenderung jadi lucu-lucuan,”kata dia.

Asep hanya mengingatkan, untuk menjadi pemimpin Parpol di Jabar janganlan main-main. Terlebih Jawa Barat memiliki populasi pemilihnya itu hampir 20% dari populasi pemilih nasional.

“Selain sosok ketuanya harus disegani oleh para kolega parpol lainnya, mengelola parpol di Jabar ini pun membutuhkan tingkat maturity (kedewasaan) yang cukup, mature dalam pergaulan dengan sesama kader dan kolega parpol lainnya dalam prinsip saling menghormati, tegas dalam memimpin, jelas juga dalam memandu dan yang paling penting matang dan dewasa juga dalam berdemokrasinya,” ujarnya.

“Enggak bisalah parpol di Jabar ini dipimpin dan dikelola secara kekanak-kanakan atau bahkan hanya didasarkan pada nafsu hanya ingin menjadi ketua saja tapi tak paham materi dan konsekuensi pekerjaannya,”ucap dia melanjutkan.

Baca Juga: Ilham Abdul Jabar, Santri Kota Tasikmalaya, Lahirkan Buku Perdananya di Hari Santri Nasional 2021

Menurut dia, hal itu jika terjadi akan sangat berbahaya bagi Partai Demokrat yang saat ini di Jawa Barat sedang dalam posisi menanjak dan menjadi besar ini jika dikelola hanya karena pertimbangan dan alasan yang artifisial.

“Jadi, menurut hemat saya, dalam tradisi demokrasi yang sehat, siapapun boleh kok untuk menjadi Ketua DPD Partai Demokrat, yang penting masih dalam koridor etika yang sehat dan selalu menjaga keadaban berdemokrasi dengan kuat serta mapan dalam referensinya tentang bagaimana dan seperti apa mengelola parpol di Jawa Barat,” tuturnya.***

Editor: Agus Kusnadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x