Minyak Jelantah Jangan Dibuang, Ternyata Bisa Digunakan untuk Bahan Bio Gas

- 6 September 2023, 15:00 WIB
Ketahui Bahaya Minyak Jelantah Bagi lingkungan Sekitar
Ketahui Bahaya Minyak Jelantah Bagi lingkungan Sekitar /Yusuf/

PRIANGANTIMURNEWS  - Jelatah atau minyak goreng bekas selama ini hanya dibuang begitu saja.

Mulai saat ini kalau punya jelantah jangan dibuang. Karena bisa dijual untuk bahan bakar bio disel.

Teknologi  ini sudah melaui diterapkannya di Jakarta Barat. Jelantah dikumpulkan dari setiap dasa wisma.

Baca Juga: Dari Hasil Jual Jelantah, Milenial Sanggar Cita Selenggarakan Bukber dan Baksos dengan Tunarungu

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Barat menginstruksikan anggotanya mengumpulkan minyak goreng bekas (jelantah).

"Jadi pengumpulan jelantah itu ditujukan untuk mengurangi pencemaran kalau itu dibuang ke tanah atau saluran air misalnya dan juga untuk meningkatkan ekonomi, karena jelantah itu laku dijual," kata Ketua TP PKK Jakbar to Lisniawati Kuswanto saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu.

Ia menyebut sebagai langkah awal, instruksi pengumpulan jelantah tersebut ditujukan bagi anggota PKK dan Dasawisma  pada tingkat kecamatan dan kelurahan.

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Meledaknya Stasiun Minyak Di Banyuasin!

"Sebagai langkah awal, kita arahkan dulu nih ke PKK dan Dasawisma kita di kecamatan dan kelurahan untuk secara rutin mengumpulkan jelantah setiap Jumat, baru kemudian meluas ke masyarakat," ungkap Lisniawati.

Ia menyebut selain untuk mengatasi masalah pembuangan jelantah ke sembarang tempat, pengumpulan minyak goreng bekas itu juga bisa mendatangkan keuntungan.

 

"Kita kan kerja sama dengan organisasi yang namanya Sosial Kutub. Jadi kalau jelantah yang dikumpulkan itu mencapai jumlah tertentu yang ditentukan oleh orang dari Sosial Kutub itu, nanti mereka ambil dari setiap kelurahan atau kecamatan serta ada imbalannya," kata Lisniawati.

Baca Juga: Mengenal Susuk Samber Lilin, Cara Pemakaian, Pantangan, dan Manfaatnya

Lebih lanjut, Lisniawati menyebut 18 liter jelantah dihargai sekitar Rp130 ribu.

"Nanti uangnya itu akan kembali ke kader-kader PKK atau Dasawisma juga," ujar Lisniawati.

Adapun oleh Sosial Kutub, kata Lisniawati, jelantah yang terkumpul diolah menjadi bahan dasar biodiesel untuk kepentingan energi yang kemudian bisa diekspor keluar negeri.

"Oleh Sosial Kutub jelantah diolah lagi jadi bahan biodiesel dan dijual ke luar negeri," ujarnya.

Jadi, menurut Lisniawati, pengumpulan jelantah tersebut dapat mengatasi dua masalah, yakni lingkungan dan ekonomi.

Ia melanjutkan masyarakat umum melalui RW dan PKK serta Dasawisma juga telah berperan dalam dalam pengumpulan jelantah, yakni dengan gerakan "ketuk pintu".

Baca Juga: Kehabisan Sabun Mandi? Ternyata Minyak Jelantah Bisa Jadi Sabun Untuk Mandi loh, Cek Manfaatnya!

"Jadi masyarakat juga sebenarnya sudah kita ajak. Melalui RW dan PKK, Dasawisma kita di wilayah, masyarakat diajak untuk mengumpulkan jelantah lewat gerakan tersebut," katanya.

Sementara itu, kata Lisniawati, program pengumpulan jelantah telah dicanangkan tahun 2020. Adapun jelantah yang dikumpulkan  telah meningkat 51 persen dari tahun 2022 ke tahun 2023.

"Berdasarkan data, semester awal tahun 2023, total pengumpulan jelantah sebanyak 30.744 liter. Jika dibandingkan semester 1 tahun sebelumnya sebanyak sekitar 15.064 liter, berarti tahun ini meningkat 51 persen," katanya.

Ia juga meminta anggota PKK dan Dasawisma di kelurahan dan kecamatan serta masyarakat umum paham tentang pentingnya program tersebut.

"Ya ini kan bukan buat siapa-siapa ya, tetapi untuk lingkungan dan para kader dan masyarakat juga," katanya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah