Harga Beras Masih Melangit, Masyarakat Menjerit!

19 Februari 2024, 15:42 WIB
Bapak Asep pemilik agen beras DHT di Jalan Mitra Batik (Gunung Sabeulah) Kota Tasikmalaya /Ade Advian Achmad/priangantimurnews/PRMN /

PRIANGANTIMURNEWS- Indonesia adalah negara agraris yang mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Indonesia juga merupakan produsen beras terbesar ke empat di dunia setelah China, India dan Bangladesh.

Mayoritas penduduk Indonesia yakni sekitar 98,5 persen dalam memenuhi kebutuhan pangannya yakni mengkonsumsi beras.

Dalam beberapa bulan terakhir harga beras di Indonesia terus mengalami lonjakan yang signifikan. Pada Februari ini harga beras belum ada tanda-tanda penurunan.

Baca Juga: Harga Beras Naik Tajam, Pemkot Tasik Akan Cari Solusi

Hal ini diutarakan oleh Bapak Asep pemilik agen beras DHT di Jl.Mitra Batik (Gunung Sabeulah) Kota Tasikmalaya kepada priangantimurnews.pikiran-rakyat.com pada Senin,19 Februari 2024.

"Harga beras sampai hari ini di toko kami yang paling murah yakni Rp 16 ribu per kilo.Harga kemungkinan akan terus naik sampai bulan April mendatang,"ujar Asep.

Harga beras yang terus mengalami kenaikan kata Asep disebabkan karena daerah-daerah yang selama ini merupakan penghasil beras belum waktunya panen.

Baca Juga: Tahun 2024 Pemkab Tasikmalaya Andalkan Komoditas Beras

"Harga beras terus melonjak karena daerah-daerah penghasil beras belum pada panen,"lanjut Asep.

Walaupun kenaikan harga beras terus mengalami kenaikan masih menurut Asep tapi langganan ke tokonya secara umum tidak ada pengurangan. Tetapi para pedagang kecil yang belanja beras di tokonya sudah banyak yang mengeluh.

"Mudah-mudahan harga beras kembali normal agar omset kami juga kembali normal.Pelangggan saya yang merupakan para pedagang kecil juga banyak yang mengeluh,"kata Asep.

Baca Juga: Selain Ketupat! Inilah 7 Jenis Makanan Khas Lebaran Terbuat dari Beras

Priangantimurnews.pikiran-rakyat.com juga mengunjungi Grosir Beras Dewi Sri di Jalan Mochammad Hatta Kota Tasikmalaya.

Bapak Yana yang merupakan karyawan kepercayaan di Grosir Beras tersebut mengatakan bahwa harga beras di tempatnya dalam seminggu kebelakang ada sedikit penurunan.

"Sudah hampir seminggu,harga beras ada penurunan sekitar Rp 200 rupiah per kilonya itu kalau pembeliannya secara partai besar,"ujar Yana.

Grosir Beras Dwi Sri kata Yana mendatangkan beras dari daerah Jawa Tengah.

"Kami mendatangkan beras dari Demak, Pati dan Sragen. Harga beras melonjak karena dari daerah-daerah tersebut telat panen dan distribusi sempat terhambat karena ada banjir,"lanjut Yana.

Baca Juga: Pemilik Gudang Beras dan Telur Akui Kerugian Capai 500 Juta

Masih kata Yana,harga beras melonjak tapi permintaan terus naik. Permintaan dari konsumen kata Yana selain datang dari agen-agen beras di Kota Tasikmalaya juga banyak pemintaan dari Banjar bahkan Bandung.

"Permintaan beras ke Grosir Beras Dewi Sri ada yang dari Banjar dan Bandung karena di daerahnya mungkin stok kosong,"lanjut Yana yang sudah bertahun-tahun kerja di Grosir Beras milik H.Yusmanto ini.

Lonjakan harga beras yang belum ada tanda-tanda penurunan ini tentu saja sangat memberatkan masyarakat.

Baca Juga: Stok Pangan Menipis! Menjelang Ramadhan, Indonesia akan Impor Beras

Ibu Erni Marliani seorang ibu rumah tangga warga Dadaha Kota Tasikmalaya menyampaikan keluhannya terhadap tingginya harga beras ini.

"Saya sebagai ibu rumah tangga sangat merasa keberatan terhadap harga beras yang sudah menyentuh Rp 17 ribu per kilo.Padahal saya belinya di agen di Pasar Cikurubuk.Sekarang uang Rp 50 ribu hanya bisa membeli beras 3 kg,"ujar Erni Marliani.

"Belum lagi harga yang lain juga sama mahal. Sementara penghasilan suami tetap segitu. Bagi suami sebagai kaum buruh sangat memberatkan apalagi kami tidak dapat bansos,"lanjutnya.

Baca Juga: Bulog Sediakan Beras Kemasan 5 kilogram Harga Murah Bisa Dibeli Online, Ganjar: Sangat Terkesan

Tingginya harga beras juga mendapat perhatian dari pelaku usaha warung nasi di Kota Tasikmalaya.

Khaerudino atau Dino pemilik warung nasi TO (Tutug Oncom) Dino yang beralamat di Jalan Mochammad Hatta depan RS. Jantung Kota Tasikmalaya mengatakan bahwa tingginya harga beras merupakan dilema bagi dirinya.

"Tingginya harga beras menjadi dilema bagi saya. Pengen harga perporsi nasi TO,  dan nasi lainnya dinaikkan khawatir pembeli berkurang. Porsi dikurangi juga juga khawatir pelanggan kecewa. Sementara harga berasnya kan terus-terusan mengalami kenaikan,"ungkap Dino.

Baca Juga: Soal Beras Bansos yang Dikubur di Depok, PKS Sentil Mensos Risma

Senada dengan Dino,pelaku usaha lainnya yakni Mas Aaw mengaku sangat keberatan dengan harga beras yang masih tinggi. Mas Aaw adalah pemilik usaha Nasi Pecel Blitar yang lokasinya masih di depan RS. Jantung Kota Tasikmalaya.

"Mau saya naikkan harga perporsi Pecel Blitar, orang komplain. Saya mungkin akan siasati dengan mengurangi porsinya.Belum harga telur juga sekarang sudah menyentuh Rp 30 ribu per kilonya. Harga beras dan harga pangan lainnya tentu sangat memberatkan masyarakat,"kata Mas Aaw.

Menyikapi harga beras yang terus melonjak, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga tidak tinggal diam. Dua hari kebelakang PJ Wali Kota Tasikmalaya melakukan sidak ke Pasar Cikurubuk.

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Indonesia Impor Beras Dari Luar Negeri, Simak Selengkapnya

Dalam kesempatan sidak tersebut PJ Wali Kota Tasikmalaya berdialog langsung dengan para pedagang beras di Pasar Cikurubuk.

"Alhamdulillah, Pak. hari ini (Senin,19 Februari) ada penurunan harga lagi untuk beras premium dan medium ada penurunan Rp 200 perkilonya," kata Yana lewat aplikasi percakapan.

Beras,yang merupakan bahan dasar makanan pokok masyarakat Indonesia selain stoknya bisa mencukupi harganya juga harus sesuai dengan kemampuan atau daya beli masyarakatnya.

Baca Juga: Manfaat Beras Merah bagi Kesehatan

Semoga dalam beberapa waktu kedepan,harga beras khususnya di Kota Tasikmalaya akan kembali stabil.***

Editor: Sri Hastuti

Tags

Terkini

Terpopuler