Mie Berbahan Baku Singkong, Inovasi Baru di Tengah Ancaman Pangan Dunia

- 27 Juli 2022, 08:46 WIB
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat makan mie
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat makan mie /Antara/

PRIANGANTIMURNEWS- Inovasi mie berbahan singkong di tengah ancaman ketersediaan pangan dunia, terutama gandum, akibat dari konflik antara Rusia dan Ukraina didukung Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel.

Rachmat Gobel mengatakan setelah menikmati dua sajian mie berbahan baku singkong itu rasanya lembut, enak, sehat dan membuat nyaman di perut.

"Rasanya enak, lembut, dan juga sehat. Nyaman di perut, saya menikmati satu sajian mie cup dan mie sachet berbahan baku singkong," ungkap Rachmat Gobel di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 26 Juli 2022, dalam keterangan tertulis, dikutip dari antaranews.

Baca Juga: Kasus Subang Terbukti: Kaget! Ternyata Tidak Disangka Saksi YS selalu Melakukan Ritual seperti ini

Ikut juga menikmati hidangan mie berbahan baku singkong tersebut diantaranya ada Anggota dari Komisi XI DPR RI Charles Meikyansyah dan Anggota Komisi VI DPR RI Subardi.

Mie berbahan baku singkong dengan merek Mie Haji itu diproduksi oleh Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang dipimpin Ismed Hasan Putro.

Saat menerima silaturahmi dari pengurus IPHI tersebut, Rahmat Gobel menegaskan bahwa inovasi mie berbahan baku singkong patut disambut dengan gembira.

 

Baca Juga: Transfer Pemain: Harry Kane Gabung Chelsea? Christian Falk: Sangat Menarik Untuk Chelsea

"Inovasi ini patut disambut gembira, Apalagi dipromosikan sebagai mi sehat, selama ini publik hanya mengenal mie berbahan baku gandum," katanya.

Rachmat juga menyampaikan di tengah perubahan iklim dan konflik Rusia-Ukraina, inovasi mi berbahan lokal ini menjadi bermakna strategis.

"Karena saat ini dunia sedang dihadapkan pada masalah ketersediaan pangan dan bahan baku lokal ini bagus bagi para petani," katanya.

Dia melanjutkan penggunaan bahan baku lokal seperti singkong ini tentunya akan bagus untuk para petani dan juga memiliki dampak baik pada ekonomi nasional.

Baca Juga: Transfer Pemain: Chelsea Dikabarkan Menolak Bintang PSG 25 Tahun Ini?

Selain itu, kata Rachmat, hal tersebut tentu berpengaruh terhadap pemerataan ekonomi, dan akan membantu UMKM untuk memasok beragam bahan pendukung lainnya.

Dia juga berharap hal itu bisa ditiru oleh produsen mie instan lain supaya beralih ke penggunaan bahan baku lokal.

"Saya harap produsen lainnya bisa beralih ke penggunaan bahan baku lokal," jelasnya.

Kedepannya, menurut dia, pangan akan menghadapi masalah akibat perubahan iklim dan juga akibat konflik global.

"Saat ini saja, harga-harga kebutuhan pangan melonjak akibat kekurangan pasokan karena gagal panen dan kesulitan distribusi akibat konflik antar negara," tuturnya.

Baca Juga: TERBONGKAR! Beredar Hubungan Asmara Serta Hubungan Rita Yuliana Dan Irjen Sambo, Ini Faktanya..

Dengan demikian, lanjut dia, kemandirian penyediaan bahan pangan merupakan suatu keharusan. 

"Masalah kedaulatan pangan merupakan masalah strategis yang harus menjadi kepedulian kita semua," ujar mantan Menteri Perdagangan itu.

Rachmat menyampaikan bahwa Indonesia adalah negera pengonsumsi mie instan terbesar kedua di dunia setelah China. 

Berdasarkan data World Instant Noodles Association, pada 2021 konsumsi mie instan di Indonesia mencapai 13,27 miliar bungkus. 

Sedangkan berdasarkan data BPS, secara rata-rata dalam setahun tiap penduduk Indonesia mengkonsumsi 48 bungkus mi instan. 

Baca Juga: Resmi! Ada Perubahan Jadwal Persib vs Madura United, Ini Jadwal Terbarunya! Komentar Robert Usai Imbang

Hal tersebut menunjukkan pangsa pasar mie instan di Indonesia sangat besar.

Rachmat Gobel juga menyarankan untuk menyertakan koperasi supaya masyarakat bisa ikut berpartisipasi sebagai investor.

Pada kesempatan itu, dia juga berpesan supaya tumbuh dengan perlahan dan tidak terburu-buru.

"Biasakan libatkan masyarakat dalam bentuk koperasi," pungkasnya.***

Editor: Muh Romli

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah