PRIANGANTIMURNEWS- Sopir truk merupakan saah satu profesi yang sering dilakukan orang Indonesia untuk mencari nafkah.
Hanya terkadang penghasilan dari menjadi sopir di Indonesia belum bisa menjadi tumpuhan kebutuhan keluarga, karena gaji masih kecil.
Beda dengan menjadi sopir di luar negeri. Dalam sebulam bisa mengantongi puluhan hingga belasan juta rupiah.
Baca Juga: Kemarau Diprediski Lebih Kering, Di Musim Hujan BMKG Imbau Masyarakat Untuk Melakukan Panen Ini!
Seperti diakui Putu Taluh seorang pria asal Indonesa ini mengaku bisa mengantongi uang hingga 1,2 milliar dalam setahun kerja.
Padahal pekerjaannya hanyalah seorang supir yang bekerja dalam waktu 12 jam sehari.
Jika di Indonesia itu tak mungkin terjadi, karena bekerja sebagai supir termasuk pekerjaan yang tidak menjanjikan.
Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi di Kota Solo, Sebabkan 8 Kelurahan Terendam Banjir
Untuk sekedar hidup saja masih untung, karena upah seorang supir perhari kira -kira sekitar Rp100 ribu sampai Rp300 ribu perhari.
Jika dihitung Gaji supir di Indonesia perbulan sekitar 1 juta sampai 9 juta.
Hal itu tentu dengan pekerjaan yanng cukup sulit, apalagi membawa mobil truck yang cukup besar dan berat.
Dibutuhkan nyali yang tinggi dan ahli dalam membawa mobilnya, karena kalau tidak oleng dikit mobil akan jatuh atau kecelakaan.
Walaupun begitu Gaji menjadi seorang supir truk masih lumayan bisa membantu perekonomian di Indonesia.
Sedangkan di negara lain khususnya Australia, katanya Putu Taluh menceritakan dirinya yang sedang bekerja sebagai supir truk, di sana gajinya sangat fantastis.
Ia mengaku pertahun bisa mengantongi uang hingga mencapai 1,2 miliar
Bekerja hanya 12 jam dalam sehari dalam waktu 6 hari, kalau diitung perbulan dirinya mendapat gaji sekitar Rp25 juta sampai Rp30juta.
Gaji yang sangat menggiurkan, satu tahun bisa buat beli rumah yang cukup mewah.
Walaupun begitu resiko bekerja di negeri orang juga sangat besar, selain tidak bisa ketemu keluarga, kultur budayanya yang berbeda juga masih banyak hal-hal yang belum kita ketahui ke depannya.
Semua iti tergantung dengan kesiapan mental masing-masing orang.***